BUDAYA

BANDUNG: Peringatan Asyurro Jadi Komitmen Merawat Kebhinekaan dan Tradisi

×

BANDUNG: Peringatan Asyurro Jadi Komitmen Merawat Kebhinekaan dan Tradisi

Sebarkan artikel ini
Istimewa *

KAPOL.ID – Tradisi peringatan 10 Muharram atau yang lebih dikenal sebagai peringatan Asyura, kembali akan digelar masyarakat adat Kabuyutan Gegerkalong Stiabudi Kota Banding.

Hari Asyura adalah hari ke-10 pada bulan Muharram dalam kalender Hijriah.

Asyura menjadi terkenal karena bagi kalangan Syiah dan sebagian Sufi merupakan hari berkabungnya atas kesyahidan Husain bin Ali, cucu dari Nabi Muhammad SAW, pada pertempuran Karbala.

Karuhun (Sesepuh) Kabuyutan Gegerkalong Abah Yusuf Bahtiar mengatakan, peringatan Asyura sudah dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Sunda, terutama Kabuyutan Gegerkalong.

“Pelaksanaan Asyuro di Kabuyutan Gegerkalong akan dilaksanakan pada hari Jumat (28/7/2023). Bada Jumat kita ada kegiatan ziarah leluhur, kemudian kita doa ritual 10 Muharram,”ucap Abah Yusuf di Kabuyutan Gegerkalong Setiabudi Kota Bandung, Senin, (24/7/2023).

Terkait kegiatan peringatan Asyura, lanjut Abah Yusuf, pihaknya melakukan serangkaian kegiatan mulai dari ziarah makam hingga kegiatan seni.

Setidaknya ratusan peserta dari berbagai daerah akan ikut hadir dalam kegiatan tersebut.

“Ini adalah warisan leluhur, harus jalan. Udah lama dilakukan oleh Kabuyutan Gegerkalong. Mama, Bao (Ibu/bapak buyut) Abah itu sudah 1815 di Gegerkalong. Kemarin juga kita sudah melakukan kegiatan Seren Taun di Pendopo, itu rangkaiannya. Karena leluhur-leluhur kami adalah dari keprabuan,” kata Abah Yusuf.

Ketua DPW Barikade ‘98 Jawa Batur, Budi Hermansyah mengatakan peringatan Asyurro merupakan salah satu komitmen untuk merawat Kebhinekaan, menjaga dan merawat seluruh tradisi yang sudah menjadi bagian kehidupan bangsa, sebagai bagian sejarah Nusantara.

“Kita akan terus menjaga dan merawat itu. Termasuk peringatan Asyuro, dimana kita sudah sangat maklum bahwa peringatan Asyuro sudah dari berabad-abad lalu oleh warga Nusantara. Seperti di Jawa ada peringatan Gerebek Syuro, terus di Sumatera Barat ada peringatan Tabuik, terus di Bengkulu ada peringatan Tabot yang sudah diperingati secara turun temurun, “jelas Budi.

Peringatan Asyuro sebagai warisan budaya leluhur, menurut Budi, sebagai anak bangsa mempunyai kewajiban untuk merawat dan melestarikan tradisi tersebut.

“Apalagi dikaitkan dengan konstitusi kita berbangsa dan bernegara, bahwa negara menjamin dan menjaga semua kehiduan atau harmonisasi warganya berdasarkan latar belakang. Baik latar belakang adat, latar belakang budaya maupun latar belakang keyakinan agamanya amsing-masing,”pungkas Budi. ***