Dian Sugiana,S.Pd.
Guru SMPN 1 Cibalong Kab.Tasikmalaya
Sungguh suatu anugrah yang besar dari Allah SWT ketika kita berada di penghujung Bulan Ramadhan 1443 H. Hal ini terkait dengan adanya momentum utama dalam membangkitkan pendidikan yakni peringatan hari pendidikan nasional pada tanggal 2 Mei 2022.
Siapa dan apapun peranan kita sudah dipastikan bahwa pendidikan berperan penting dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia yang unggul dan bermanfaat. Penulis berpendapat bahwa dalam menyikapi kebermaknaan Idulfitri, ada nuansa sarat pendidikan yang dibangun di semua aspek pada dimensi dhohiriyah dan bathiniyah.
Di Bulan Ramadan ini, diyakini semua pembinaan bisa bersinergi lebih kuat. Kita ketahui bersama, pemerintah telah menetapkan bahwa hari pendidikan nasional itu tanggal 2 Mei melalui Keppres No.316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959.
Penetapan hari pendidikan nasional itu mengacu pada tanggal kelahiran Ki Hajar Dewantara atau nama aslinya RM Suwardi Suryaningrat, 2 Mei 1889 di Yogyakarta. Dengan 3 semboyan beliau yang bisa artikan, antara lain : di depan memberi teladan. Intinya kita sebagai pemimpin harus memberi contoh yang baik. Di tengah pun harus membangkitkan semangat dan kemampuan serta keseimbangan. Di ujung memberi dorongan semangat.
Selain itu pun, beliau memiliki jasa yang besar untuk pendidikan terutama dalam upaya memberikan kesadaran bangsa. Kita setara dengan bangsa lain di dunia dan berhak menentukan nasibnya sendiri sebagai bangsa yang berdaulat. Berawal dari hal inilah memicu adanya kebangkitan nasional bangsa kita kala itu.
Terkait dengan pendidikan saat ini banyak pendapat dan pemikiran untuk itu. Sebagaimana kita ketahui bahwa sistem pendidikan umumnya berlangsung dalam 3 sistem, yakni pendidikan formal, pendidikan non formal dan pendidikan informal. Semua itu mesti kita kenali dan pahami supaya tidak menjadi bias dalam memahami hari pendidikan nasional di Indonesia.
Bisa dipastikan bahwa persepsi umum di lingkungan kita, terpaku pada sistem pendidikan formal atau persekolahan saja. Padahal sistem pendidikan lain pun perlu dicermati dan dibina.
Untuk hal ini, negara pun terpola dan diperkuat dengan adanya Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 sebagai arah gerakan bangsa ke depan yang dinamis.
Hal ini ada dan dilaksanakan supaya langkah dan gerakan kita bisa terpadu dan sesuai dengan tujuan negara dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dengan tetap dalam nuansa heterogenitas di Indonesia.
Intinya adalah tujuan pendidikan secara umum yaitu mewujudkan manusia seutuhnya. Kita menyadari bahwa semua itu membutuhkan ketepatan dan kesamaan persepsi selain kerjasama, gotong rotong, dan pembiasaan baik lainnya.
Hal ini tentunya butuh proses pemahaman dan pengalaman, karena dalam pendidikan akan berlangsung proses transformasi sepanjang sejarah manusia.
Idulfitri
Pembahasan selanjutnya, penulis beralih ke pembahasan mengenai Idulfitri. Secara umum dan sederhana makna Idulfitri berarti kembali kepada kesucian. Pertanyaannya adalah siapa yang suci, apa yang suci, kenapa, dan bagaimana.
Hal itulah yang akan penulis ungkap secara sederhana dalam keterbatasan yang penulis miliki. Hal ini semoga bisa menjadi renungan, pelajaran berharga dan bermanfaat dalam bingkai keberkahan Ramadan serta penulis tidak bermaksud menggurui semua.
Kembali kepada makna kesucian, penulis berpendapat bahwa dalam fitrahnya sebagai manusia merupakan hal utama dari Idulfitri. Sebagai bentuk kasih sayang Allah SWT pada umat Nabi Muhammad SAW maka hal itu dikokohkan dengan melaksanakan shaum di Bulan Ramadan.
Dengan pendidikan lahiriah selama mengerjakan shaum, maka sedikit besar kita akan terarah dalam upaya pendidikan batiniah menuju insan paripurna atau bertaqwa sebagaimana tujuan puasa di Q.S Al Baqarah ayat 183.
Semua itu butuh proses melalui pendidikan yang menyeluruh dengan batasan waktu pada batas usia kita. Pendidikan di semua lini ini butuh adaptasi dan sinergitas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Terakhir, penulis berpendapat bahwa inti kaitan antara Idulfitri dan pendidikan secara luas adalah dengan pendidikan yang terintergasi dalam kehidupan. Maka kita akan menjadi kembali menuju kesucian dengan fitrahnya sebagai manusia yang unggul secara dhohir batin.
Pendek kata, pendidikan secara luas bisa menjadi jembatan bagi kita dalam menempuh Idulfitri dengan perantaran melaksanakan ibadah di Bulan Ramadan. Mari kita berbenah untuk kemajuan. Wallohu’alam.***