KAPOL.ID – Jagad media sosial di Kabupaten Majalengka Jawa Barat tengah dilanda kehebohan menyusul munculnya tujuh bakal calon bupati Majalengka yang diprediksi akan ikut bertarung di Pilkada Serentak 2024.
Dari sekian bakal calon tersebut, masing-masing memiliki kelebihan dan latar belakang yang berbeda.
Mereka saat ini dikabarkan tengah menyusun berbagai strategi dan taktik, untuk memperebutkan kursi kepemimpinan di kota berjuluk angin tersebut.
Salah satu calon yang mencuri perhatian adalah Kang Nana, seorang pengusaha yang mengusung tema “Majalengka Berkah”. Ia mengklaim telah mendapat dukungan luas dari masyarakat umum.
Nana Ichksan, nama lengkapnya, telah menyiapkan alat peraga dan sosialisasi sejak 2 tahun lalu, sebagai langkah awal maju di Pilkada Serentak. Kabarnya ia bertekad maju melalui jalur independen.
Di sisi lain, nama Jejep Falahul Alam, seorang jurnalis muda energik, pun menarik perhatian publik. Dengan latar belakang pengalaman hidupnya yang banyak, Jejep masuk bursa calon bupati potensial dari kalangan generasi milenial.
Kendati demikian, tantangan utamanya Jejep belum memiliki kendaraan politik yang bakal mengusungnya, meski popularitas dan elektabilitasnya terus meningkat.
Terutama pergerakan dari dukungan senyap dari relawan Japati (Jejep Kudu Jadi Bupati).
Sementara itu, Eman Suherman, yang saat ini menjabat sebagai Sekda Majalengka, tampil dengan keunggulan pengetahuan birokrasi dan jaringan yang dimilikinya. Eman mengusung jargon Mewujudkan Majalengka Langkung Sae”.
Eman sendiri percaya diri maju sebagai calon bupati, meskipun dihadapkan pada tantangan berat karena belum mendapatkan dukungan dari partai politik. Hingga saat ini belum dipastikan apakah dirinya memakai jalur persoarangan atau diusung parpol.
Di kubu petahana ada nama, H Karna Sobahi. Ia yang telah memiliki pengalaman sebagai politisi dan petahana. Karna berpotensi kembali terpilih dengan memanfaatkan popularitasnya di mata publik dan dukungan partai politik yang dipimpinya.
Apalagi dari berbagai survei menempatkan H Karna Sobahi selalu berada di posisi teratas. Namun, harapan publik terhadap perubahan menjadi ujian tersendiri bagi Karna Sobahi.
Selain itu, terdapat upaya pembentukan koalisi antara PKB dan PKS, serta wacana koalisi PPP dan Golkar.
Kesemua partai ini terus membangun koalisi yang bertujuan mengusung kader sendiri. Paket Juhana Zulfan dan Roni Setiawan mewakili koalisi PKB dan PKS.
Sedangkan pertemuan H Asep Eka Mulyana (Ketua Umum Golkar) dan M Fajar Shidik (Ketua PPP) terus membangun komunikasi politik di antara kedua partai tersebut. Keduanya memiliki tiket untuk bisa mengusung calon sendiri.
Kabarnya Golkar dan PPP akan mengusung H Pepep Saeful Hidayat politisi kawakan yang saat ini terpilih menjadi anggota DPR RI dari PPP yang kini tengah melakukan gugatan ke MK.
Tak ketinggalan, H Irwan Bola dari Partai Gerindra juga mencoba memanfaatkan modal politiknya untuk membangun koalisi.
Terbaru ia baru mendapatkan dukungan suara DPD RI yang cukup signifikan dari Majalengka. Menjadikan dirinya sebagai salah satu calon yang patut diperhitungkan dalam pertarungan menuju Pilkada Majalengka 2024.
Para pengamat politik pun memperkirakan bahwa Pilkada Majalengka tahun ini akan menjadi pertarungan sengit antara kekuatan politik yang berbeda, baik dari kalangan independen maupun partai politik. Munculnya 7 bakal calon bupati pun direspon beragam para netizen. Di antaranya komentar dari
Owner Dagear. “Berarti saya ge bisa meren nyalonkeun janten bupati,” tulis dia.
Hal itu mendapatkan sambutan dari anggota grup atas nama Satria Majalengka.
“Tiasa, kantun mau indenpenten atau ikut konvensi bacalon melalui Partai,”ucapnya.
Hingga akhirnya banyak anggota grup yang ikut berkomentar di grup WA Obrolan Majalengka tersebut. ***