OPINI

Menelaah Tema Debat Kelima Capres

×

Menelaah Tema Debat Kelima Capres

Sebarkan artikel ini

Oleh Erlan Suwarlan
Dosen FISIP Universitas Galuh

Dalam tulisannya edisi sebelumnya (8 Januari 2024), penulis mengkomparasikan ringkasan keseluruhan program para pasangan calon Presiden dan Calon Wakil Presiden. Tulisan kali ini menyoroti secara khusus debat Kelima Calon Presiden (Capres) yang sedianya akan dilaksanakan pada Hari Minggu, 4 Pebruari 2024. Temanya Kesejahteraan Sosial, Kebudayaan, Pendidikan, Teknologi Informasi, Kesehatan, Ketenagakerjaan, Sumber Daya Manusia, dan Inklusi.

Jika diibaratkan sebuah pertandingan sepak bola, maka debat kali ini adalah babak final. Diperkiarakan akan menyedot animo penonton, paling dinanti, boleh jadi paling menegangkan. Namun, debat Capres bukanlah pertandingan sepak bola, dimana ketika ada pemenang para pendukungnya euforia merayakannya.

Debat bukanlah untuk saling “mempermalukan”, terlebih dengan hal-hal yang tidak substantif. Sehingga miss leading, kontra produktif, tidak menarik, bahkan menegasikan dari tujuan ideal dari debat itu sendiri.

Peserta debat adalah orang-orang terhormat, dimana para pemirsa/pemilih memerlukan suri tauladan dari mereka. Tentunya kita semua berharap pada debat terakhir ini benar-benar edukatif, mencerahkan, tidak ada gimmick, visioner, dan hal-hal baik lainnya. Sehingga berkesan bagi semua pihak dan semua “bermimpi besar” ingin mewujudkan Indonesia yang lebih baik.

Esensi dari debat adalah meyakinkan para pemilih atas gagasan yang dimiliki para calon akan masa depan bangsa. Dimana gagasan tersebut dapat dipahami dan diyakini oleh para pemilih bahwa gagasannya dapat diwujudkan. Sehingga atas dasar common sense para pemilih, ia menjatuhkan pilihannya secara rasional dan bertanggung jawab. Yang harus bertanggung jawab tidak hanya para calon, namun para pemilih juga.

Saking menariknya debat kelima tersebut, di Kabupaten Tasikmalaya di hari yang sama akan diselenggarakan nobar (nonton bareng) dan diskusi Debat V yang bertempat di Hotel Al Hambra Kabupaten Tasikmalaya. Bertindak sebagai Keynote Speakers dalam acara tersebut adalah Lutpi Lutpiansyah, Ketua GMNU Kabupaten Tasikmalaya.

Dengan para penanggap dari keseluruhan pendukung para pasangan calon, yang terdiri dari: H. Iip Miptahul Paoz selaku penanggap Paslon 01, H. Asep Sopari Al-Ayubi, SP selaku penanggap Paslon 02, dan H. Ade Sugianto sebagai penanggap Paslon 03. Lalu ada juga Neni Nur Hayati selaku Direktur DEEP, dengan dipandu Host, M.Fakhruddin Hidayat.

Tentu saja secara pribadi penulis merasa senang dan menyambut baik acara tersebut sebagai refresentasi perkembangan tradisi berpolitik yang baik saat ini. Dimana Pemilu adalah sarana integritas bangsa yang mesti dirayakan dengan suka-cita dan penuh kerukunan.

Sejenak mari kita tengok apa saja yang ditawarkan oleh para pasangan calon berkaitan dengan tema dimaksud. Penulis secara khusus mencoba mengkomparasikan berdasarkan dokumen visi dan misi para calon. Namun, perlu diketahui bahwa dari dokumen tersebut memiliki perbedaan dalam cara penyajiannya. Dengan demikian, apa yang penulis komparasikan dalam tulisan ini, perlu dikonfirmasi secara cermat dengan sumber aslinya. Sehingga kita bisa memahami, membandingkan dengan utuh, dan menilainya dengan adil.

Program Paslon 01 (Anies Rasyid Baswedan dan Abdul Muhaimin Iskandar)

Paslon ini ber-tagline: “Indonesia Adil Makmur untuk Semua” menawarkan 8 (delapan) jalan perubahan, 8 (delapan) sayap kemajuan, dan 28 (dua puluh delapan simpul kesejahteraan). Secara khusus program yang ditawarkan berkaitan dengan tema debat kelima adalah sebagai berikut: 1) Kemandirian pangan, 2) kemudahan akses hunian, 3) ketahanan energi, 4) kedaulatan air, 5) pengentasan kemiskinan. Kemudian 6) penciptaan lapangan kerja berkualitas, 7) pemerataan ekonomi, 8) kesetaraan akses bagi perempuan dan kelompok rentan untuk berkarya, 9) sumber daya alam (SDA) berkelanjutan, 10) ekonomi berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi. 11) desa yang mandiri dan sejahtera, 12) Pembangunan Kawasan Pesisir, Kepulauan, Dan Pedalaman, 13) layanan kesehatan tanpa diskriminasi yang andal dan efisien, 14) jaminan kesehatan nasional yang andal, 15) akses pendidikan berkeadilan. 16) kualitas dan kesejahteraan guru beserta tenaga kependidikan, 17) institusi pendidikan berbasis agama, 18) keterjangkauan biaya pendidikan tinggi, 19) kesehatan ibu, bayi dan tumbuh kembang anak, 20) tata kelola tenaga kesehatan. 21) kesehatan mental rakyat, 22) pendidikan vokasi dan lulusan berdaya saing, 23) pendidikan tinggi yang bermutu dan relevan, 24) ekosistem pendidikan yang berpusat kepada anak, 25) pola hidup dan lingkungan sehat, 26) kesiapan dan daya tahan terhadap pandemi. 27) ketersediaan obat dan vaksin yang terjangkau, 28) karakter dan martabat kebudayaan nasional yang kuat, sebagai jati diri bangsa. 29) memuliakan ibu, 30) kesejahteraan keluarga, 31) anak sehat, cerdas, dan bahagia, 32) pendidikan keluarga.

Yang cukup unik dan menarik dari Paslon 01 ini, dalam dokumen visi dan misinya terdapat agenda khusus berkaitan dengan 28 simpul kesejahteraan. Yakni: 1. Petani 2. Nelayan 3. Peternak 4. Pekebun Sawit 5. UMKM 6. Pelaku Usaha Besar 7. Pekerja Kreatif 8. Santri 9. Atlet. Kemudian 10. Siswa dan Mahasiswa 11. Kelompok Disabilitas 12. Anak-anak Indonesia 13. Seniman & Budayawan 14. Lansia 15. Perempuan. 16. Tenaga Kesehatan 17. Buruh 18. Pekerja Migran Indonesia 19. Gen Z dan Millenial 20. Warga Kota 21. Warga Desa. 22. Guru dan Tenaga Pendidik 23. Aparat Sipil Negara (ASN) 24. Dosen dan Peneliti 25. Masyarakat Adat 26. Pers dan Media. 27. Diaspora 28. Investor dan Pelaku Pasar Modal/Uang.

Adapun target-target yang ingin dicapai oleh Paslon 01 ini meliputi: Pertumbuhan PDB rata-rata 5,5%-6,5% Per-Tahun (2025-2029). Tingkat Pengangguran Terbuka 3,5%-4,0% (2029), Tingkat Kemiskinan 4,0%-5,0% (2029), Tingkat Kemiskinan Ekstrem ~0% (2026). Lalu Tingkat Inflasi Rata-Rata 2,0-3,0% Per-Tahun (2025-2029), Penciptaan Lapangan Kerja Lebih Dari 15 Juta (2025-29). Rasio Pekerja Sektor Informal Terhadap Total Pekerja 50,0% (2029), Indeks Gini 0,36-0,37 (2029). Kontribusi Industri Manufaktur Terhadap PDB 22,0%-23,0% (2029), Tax Ratio 13,0-16,0% (2029); Rasio Utang Pemerintah Terhadap PDB Kurang Dari 30,0% (2029). Incremental Capital Output Ratio 5,0 (2029), Logistic Performance Index 3,5 (2029) Ranking 2029 35-40 Dari 139 Negara; Biaya Logistik (Domestik+Ekspor) Terhadap PDB 16,0%-18,0% (2029), Backlog Kepemilikan Rumah (Juta Unit) 8,0 Juta (2029), Prevalensi Stunting 11,0%-12,5% (2029), Angka Kematian Ibu Per 100.000 Kelahiran (AKI) 115-125 (2029). Angka Kematian Bayi Per 1.000 Kelahiran Selamat (AKB) 10,0-12,0 (2029), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 74,0-75,0 (2029), Indeks Kerukunan Umat Beragama 75,0-78,0 (2029), Angka Partisipasi Kasar PAUD 70-100% (2029). Angka Partisipasi Kasar SD/Sederajat 108%-110% (2029), Angka Partisipasi Kasar SMP/Sederajat 93%-100% (2029), Angka Partisipasi Kasar SMA/Sederajat 87-100% (2029). Angka Partisipasi Kasar Pendidikan Tinggi 30%-40% (2029), Harapan Lama Sekolah (Tahun) 13,4-13,8 Tahun (2029), Anggaran R&D Terhadap PDB 0,4%-0,6% (2029). Indeks Demokrasi 7,30-7,50 (2029), Indeks Persepsi Korupsi 44-46 (2029), Indeks Kebebasan Pers 70-72 (2029) Catatan: 70-85: Satisfactory; Kontribusi EBT Terhadap Total Energi Pembangkit Listrik 22%-25% (2029) dan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 73-75 (2029).

Program Paslon 02 (Prabowo Subianto & Gibran Rakabuming Raka)

Selanjutnya, Paslon ini memiliki visi, “Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045” dengan 8 (delapan) misi Asta Cita, 17 (tujuh belas) program prioritas. Yang unik dan menarik dari Paslon 02 ini adalah dengan 8 (delapan) program hasil terbaik cepat. Selanjutnya secara khusus program yang ditawarkan berkaitan dengan tema debat kelima adalah sebagai berikut. 1) Memberi makan siang dan susu gratis di sekolah dan pesantren, serta bantuan gizi untuk anak balita dan ibu hamil, 2) Menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan gratis. 3) menurunkan kasus TBC 50% dalam lima tahun dan bangun RS lengkap berkualitas di kabupaten. 4) Mencetak dan meningkatkan produktivitas lahan pertanian dengan lumbung pangan desa, daerah, dan nasional. 5) Membangun sekolah-sekolah unggul terintegrasi di setiap kabupaten, dan memperbaiki sekolah-sekolah yang perlu renovasi. 6) Melanjutkan dan menambahkan program kartu-kartu kesejahteraan sosial serta kartu usaha untuk menghilangkan kemiskinan absolut. 7) Menaikkan gaji ASN (terutama guru, dosen, dan tenaga kesehatan), TNI/POLRI, dan pejabat negara. 8) Melanjutkan pembangunan infrastruktur desa, Bantuan Langsung Tunai (BLT), dan menyediakan rumah murah bersanitasi baik untuk yang membutuhkan. 9) Mendirikan Badan Penerimaan Negara dan meningkatkan rasio penerimaan negara terhadap produk domestik bruto (PDB) ke 23%. 10) Mencapai swasembada pangan, energi, dan air, Pemberantasan kemiskinan, 11) Menjamin tersedianya pelayanan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia: Peningkatan BPJS Kesehatan dan penyediaan obat untuk rakyat. Kemudian 12) Penguatan pendidikan, sains dan teknologi, serta digitalisasi, 13) Penguatan kesetaraan gender dan perlindungan hak perempuan, anak, serta penyandang disabilitas. 14) Menjamin ketersediaan pupuk, benih, dan pestisida langsung ke petani, 15) Menjamin rumah murah dan sanitasi untuk masyarakat desa dan rakyat yang membutuhkan. 16) Pelestarian seni budaya, peningkatan ekonomi kreatif, dan peningkatan prestasi olahraga, 17) Mendorong Kewirausahaan untuk Menciptakan Lapangan Kerja yang Berkualitas. 18) Penguatan Sistem Peningkatan Kualitas SDM, 19) Memperkuat Sistem Kesehatan Nasional. 20) Memperkuat Pendidikan, Sains, dan Teknologi, 21) Memberantas Kemiskinan, 22) Masyarakat Adil, Makmur dan Harmonis, 23) Melestarikan Budaya.

Program Paslon 03 (Ganjar Pranowo & Mahfud MD)

Sementara Paslon ini dengan tagline: “Menuju Indonesia Unggul: Gerak Cepat Mewujudkan Negara Maritim Yang Adil dan Lestari”. Dalam 8 (delapan) misinya menawarkan program-program yang berkaitan dengan tema debat kelima ini adalah sebagai berikut. 1)1 Desa-1 Puskesmas/Pustu-1 Dokter/Nakes, 2) Layanan Konsul Keliling (KOLING), 3) Ibu Sehat, Anak Sehat, 4) Penguatan Kesehatan Mental. 5) Perluasan & Kemudahan Layanan Kesehatan, 6) Wajib Belajar 12 Tahun Gratis: Pintar Tanpa Biaya. 7) 1 Keluarga Miskin, 1 Sarjana, 8) Guru dan Dosen Sejahtera, Berkualitas, dan Kompeten Sejajar Negara Maju, 9) Integrasi Pendidikan & Pelatihan Vokasi-Dunia Usaha. 10) Tingkat Kemiskinan 2,5% dan Kemiskinan Ekstrem 0%, 11) PKH 15 Juta Keluarga Penerima Manfaat, 12) Cukup Pakai NIK, 13) Penguatan Sistem SATU DATA INDONESIA. 14) Dana Abadi Kesejahteraan Sosial15) Berkepribadian Nasional, 16) Seni Budaya Indonesia Kebanggaan Dunia. 17) Seniman Aman Nyaman, 18) Budayawan Berkarya, 19) Atlet Sejahtera Prestasi Mendunia, 20) 1 Desa-1 Lapangan, 21) Kartini Maju, 22) Jaga Teman. 23) Memperbanyak Tempat Penitipan Anak, 24) Lipat Gandakan Anggaran Riset dan Inovasi, 25) Membangun Ekosistem Riset dan Inovasi. 26) GP Project, 27) Beasiswa yang Masif dan Terarah, 28) Cepat Kerja-17 Juta Lapangan Kerja Baru, 29) Mudah Berusaha, 30) Pertumbuhan Ekonomi Rata-Rata Mencapai 7%. 31) Logistik Murah, 32) Pangan Terjamin, Terjaga, Terjangkau, dan Terdiversifikasi, 33) Alsintan Modern dan Dukungan Sarana Prasarana 34) Industri Pangan Berkelanjutan. 35) Lahan Subur untuk Petani, 36) Petani, Peternak, dan Nelayan Sejahtera, 37) Desa Naik Kelas, Desa – Kota Tumbuh Bersama, 38) Anak Muda Berusaha, 39) Rumah Kita — 10 Juta Hunian, 40) Buruh Sejahtera. 41) Lansia Bahagia, 42) Disabilitas Maju dan Produktif, 43) Kampung Sehat, 44) Internet Kuat, Cepat, Murah, 45) Program CERAH Digital – Cerdas dan Ahli Digital, 46) Zero Blank Spot. 47) Data Aman, 48) Dukung Rintisan Usaha Digital (Start Up), 49) Regulasi Platform Digital yang Berkeadilan, 50) Kemandirian Industri Digital. 51) Digital Berdaulat, 52) Transisi Energi, 53) Desa Mandiri Energi, 54) Limbah jadi Berkah, 55) Tata Kelola Laut yang Inklusif dan Berkelanjutan, 56) Akselerasi 11 Potensi Maritim. 57) Penangkapan Ikan Terukur Berbasis Kuota dan Zonasi, 58) Perikanan Budidaya Berkelanjutan, 59) Maritim Unggul (MU). 60) Industri Maritim Jaya, 61) ASN Sejahtera, 62) Aparat Penegak Hukum Sejahtera dan Profesional, 63) Bhayangkara Sejahtera, 64) Prajurit Sejahtera.

Lagi-lagi penulis berpendapat dengan mengkomparasikan program-program yang ditawarkan oleh para pasangan calon ini, sesungguhnya semua program yang ditawarkan oleh masing-masing paslon sudah menyentuh semua aspek yang ada dalam tema debat kelima kali ini.

Dengan demikian, yang diharapkan dalam debat nanti adalah saling mengelaborasi isi dokumen visi dan misi masing-masing. Yang notabene dokumen tersebut adalah janji politik yang harus benar-benar dilaksanakan pada saat terpilih nanti.

Sehingga isi dokumen tersebut bisa lebih mudah dipahami oleh para calon pemilih. Terutama masyarakat awam yang selama ini tidak begitu melek politik, bahkan jauh dari banyak akses.

Selanjutnya para pemilih nantinya bisa menggunakan rasionalitasnya masing-masing dalam menentukan pilihannya.
Meski menurut salah satu pengamat sekaligus CEO & Founder lembaga Survei Polmark, yakni Kang Eep Saefullah Fatah dalam salah satu hasil surveinya menyatakan bahwa dari debat itu tidak terlalu berpengaruh dalam orang menentukan pilihannya. Ini memang salah satu realitas bahwa budaya politik kita masih jauh dari dikatakan establish.

Namun paling tidak, kita bisa mendapatkan tidak hanya tontotan, tapi sekaligus tuntunan yang baik, menarik, dan berkesan dari para calon pemimpin. Dimana hal tersebut pararel dengan pembangunan demokrasi kita yang masih dalam masa transisi.***