KAPOL.ID – Sebanyak 15.110 peserta bersama-sama memainkan alunan harmonisasi angklung dalam sebuah arrangement indah khas Saung Angklung Udjo pada lagu Berkibarlah Benderaku dan Wind of Change (medley) di Gelora Bung Karno Stadium.
Acara yang diselenggarakan oleh OASE-KIM ini mampu memecahkan rekor dunia baru bermain angklung terbanyak.
Proses dan hasil kegiatan ini diharapkan akan melekatkan budaya pada generasi bangsa dan menginspirasi dunia dalam menghadapi tantanganglobal.
Pertunjukan angklung massal ini diinisiasi langsung oleh Ibu Negara lriana Joko Widodo sebagai salahsatu rangkaian perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78. Acara ini bukan hanya sekedar menciptakan rekor baru.
Tetapi juga mengangkat nilai-nilai tradisional Indonesia yang kaya melalui perpaduan musik dan pertunjukan yang mengesankan.
Taufik Hidayat Udjo (Kang Opik) pernah mengungkapkan “GWR ini bukan sekedar acara ceremonial, namun rangkaian kegiatan GWR telah mampu hidup dan menghidupi.
Diketahui kegiatan mulai direncanakan dan disusun konsep acaranya sejak akhir 2022.
Saung Angklung Udjo memiliki peran yang cukup tinggi dibawah arahan Direktur PMM Kemendikbud Ristek Bapak Ahmad Mahendra.
Peran Saung Angklung Udjo adalah sebagai konseptor yang menyajikan permainan angklung dengan kategori yang memiliki tingkat keharmonisan yang tinggi secara musikalitas tanpa membebani peserta pelatihan yang sebagian besar bukan pemain angklung terlatih.
Saung Angklung Udjo bersama para mitra pengrajin diminta Kemendikbud Ristek untuk menyiapkan 20.000 lebih angklung yang dibagikan kepada peserta, dan ini menjadi kegiatan yang mampu menghidupkan lagi Ekosistem Angklung sehingga para petani bamboo hingga puluhan pengrajin angklung dapat menunjukan eksistensinya kembali setelah serangan panjang Covid 19 yang
mereka harus kehilangan matapencahariannya.
Selainitu, Saung Angklung Udjo juga berperan sebagai tim pelatihyangmelatih seluruh peserta dibantu dengan lebih dari 100 orang guru music, guru music angklung dan praktisi dari komunitas angklung lainnya yang diposisikan menjadi SPV (supervisor). Dengan adanya proses pelatihan selama 3bulanini jelas akan membangun kecintaan para peserta terhadap angklung, serta memberdayakan para guru music serta pelatih angklung agar semakin terlatih dan ter-upgrade. Untuk kemudian diharapkan mampu menjadi pelatih angklung dilingkungannya.
Kang Opik juga berharap para peserta ini secara tidak langsung merasakan bagaimana bentuk toleransi kedisiplinan dan beberapa manfaat lain. Serta muncul dampak berkelanjutan setelah salahsatunya yaitu agar Budaya Indonesia dapat dipromosikan secara Global khususnya agar angklung sebagai
warisan budaya khas Indonesia dapat terus lestari dan mencuri perhatian di seluruh dunia.
Untuk terlaksananya kegiatan mulia ini kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Negara Iriana Joko Widodo, OASE-KIM dibawah kepemimpinan Ibu Tri Tito Karnavian, Ibu Franka Makarim, Bapak Nadiem Makarim, KemendikbudRistek, Direktorat Perfilman Musik dan Media, dan para sponsor (Pertamina, Telkom Indonesia, Mind id, BNI, BRI, Mandiri, RANS Entertainment, Pupuk Indonesia, SIG, Astra, Kopi Gadjah, Adaro, PLN, Le Minerale)
Tentang Saung Angklung Udjo
Saung Angklung Udjo adalah pusat seni dan budaya yang didirikan oleh Bapak Udjo Ngalagena (Almarhum) dengan istrinya Ibu Uum Sumiati (Almarhumah).
Bapak Udjo Ngalagena merupakan murid dari bapak angklung dunia yaitu Bapak Daeng Soetigna (Almarhum) dengan tujuan mempromosikan dan terus melestarikan kekayaan budaya Indonesia sebagai tugas undang-undangdalam pemajuan kebudayaan dan amanat UNESCO bahwa angklung harus terjaga, terpromosikan, dan teregenerasikan.
Karena angklung merupakan warisan budaya tak benda yang diresmikan oleh UNESCO pada tahun 2010. Selama 57 tahun, Saung Angklung Udjo telah menjadi symbol semangat kebersamaan dan cinta terhadap warisan budaya.