KAPOL.ID-
Badan Geologi, Kementrian Energi dan Sumberdaya Manusia (ESDM) Jakarta meninjau lokasi pergerakan tanah di Kampung Ciketug, Desa Parakanhonje, Kecamatan Bantarkalong, Kabupaten Tasikmalaya.
Kepala Desa Parakanhonje Abdullah mengatakan, Tim Geologi meninjau pergerakkan tanah yang mengancam pemukiman warga sekitar 40 rumah warga di Ciketug.
Namun secara langsung kata Abdullah, belum ada pernyataan resmi apakah bencana tersebut membahayakan dan memerlukan relokasi pemukiman warga.
“Belum ada pernyataan resmi, Tim Badan Geologi dari Jakarta, hanya melihat lokasi pergerakan tanah. Panjang retakan akibat pergerakan tanah sekitar 100 meter,” jelas Abdullah, Kamis (13/10/2022).
Tati dan Dede Mulyanah yang rumahnya berdampingan kondisinya retak-retak mengaku sangat ketakutan jika hujan deras dan lama.
Tati menuturkan jika hujan turun cukup deras dan lama, bersama suami dan anaknya harus mengungsi.
“Kami terpaksa dengan keluarga harus mengungsi ke rumah saudara atau tetangga yang lokasi rumahnya aman. Apalagi kalau hujan saat tengah malam,” yang jelas Tati yang kondisi rumahnya terancam ambruk.
Sementata Dede Mulyanah hidup dengan seorang anaknya, setiap hujan deras sibuk menyimpan ember karena genting bocor-bocor dampak dari pergerakan tanah,” jelas Dede.
Bagian Analisis Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Aam Muharam menjelaskan, belum ada kepastian dan pernyataan resmi dari Badan Geologi Kementrian ESDM.
Potensi gerakan tanah kata Aam, masih ada jika hujan turun dengan intensitas tinggi. Gerakan tanahnya tidak terlalu masif sehingga lokasi tersebut masih dalam keadaan kondusif.
Tetapi warga tetap harus meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan di lingkungan tersebut.
“Apabila terjadi retakan tanah baru, maka masyarakat dihimbau untuk menutupnya dengan tanah lempung yang dipadatkan. Agar air tidak masuk ke sela-sela retakan tanah tersebut,” katanya.
Menurut Tim Badan Geologi, Novi mengatakan, jika dilihat dari struktur pergerakkan tanah tidak membahayakan. Namun untuk sementara warga tetap harus waspada.
“Tidak membahayakan, namun sementara jika kondisi tidak memungkinkan seperti hujan deras intesitas cukup tinggi warga harus tetap waspada,” jelas Novi. ***