SOSIAL

Kesehatan Korban Gempa Cianjur Mulai Terganggu, JRK Jabar dan IDI Bergerak

×

Kesehatan Korban Gempa Cianjur Mulai Terganggu, JRK Jabar dan IDI Bergerak

Sebarkan artikel ini
JRK Jabar dan IDI Cianjur dirikan pos pelayanan kesehatan di lokasi gempa Cianjur

KAPOL.ID – Jaringan Radio Komunitas Jawa Barat (JRK Jabar) menggandeng Ikatan Dokter Indonesia (IDI) membuka Pos layanan kesehatan di Desa Gasol, Kampung Longkewang, Kecamatan Cugenang. kabupaten Cianjur.

Hal tersebut, sebagai upaya memudahkan pelayanan kesehatan masyarakat dampak gempa Cianjur.

Masyarakat pengungsi dampak gempa dapat mendatangani pos layanan kesehatan untuk berkonsultasi atau mendapatkan pengobatan sejak pukul 10.00 hingga 14.00 WIB.

“Layanan kesehatan ini diberikan kepada masyarakat secara gratis. Aksi sosial ini akan dilakukan selama 1 minggu tapi kalau di perlukan akan dilanjutkan dan koordinasi terlebih dahulu dengan yang di pendopo,” kata Dr. Febry dari IDI Cianjur.

Dikatakan, pendirian posko ini dari IDI cabang Cianjur, alhamdulillah dapat bantuan tenda dari IDI Jawa Barat.

“Kami akan terus laksanakan pelayanan kepada masyarakat korban gempa,” ujarnya, Selasa (29/11/2022)

Terpantau, rata-rata warga yang datang periksa kesehatan yang memiliki keluhan yang berbeda seperti pusing, lambung, demam, diare, batuk, pilek dan nyeri sendi.

Keberadaan posko kesehatan sangat dirasakan manfaatnya oleh para pengungsi untuk mengecek kesehatan maupun pengobatan

“Kami sampaikan terima kasih, sudah memberikan pelayanan kesehatan secara gratis,” kata salah seorang warga

Sementara itu, Ketua tim Radio Darurat Bencana Jaringan Radio Komunitas Jawa Barat dan Jaringan Radio Komunitas Indonesia, Latief Rochyana menceritakan awal berdirinya Posko Kesehatan.

Teman-teman radio darurat itu sering ke Posko mengecek kebutuhan warga sekitar, sudah sepekan ini memang kondisi kesehatan para pengungsi mulai terganggu.

Itu, mungkin akibat kekurangannya air, terus tidur yang nggak normal, sehingga membutuhkan pelayanan kesehatan sedangkan pelayanan kesehatan yang ada poskonya agak jauhan.

“Kami sering mengunjungi tenda-tenda pengungsian, yang kami kunjungi 5 posko diisi lebih dari 1000 orang, secara kebetulan ada teman-teman dari Ikatan Dokter Indonesia waktu itu datang ke tempat kami, ya kami sampaikan keluhan masyarakat, ahamdulillah dengan berbagai pendekatan akhirnya pihak dokter Febry menginisiasi kerjasama membuka layanan kesehatan,” ujar Latief

Lanjut Latief, kenapa kita musti menggandeng kawan-kawan dari tim kesehatan, tim medis yang secara kebetulan aja awalnya kita kenal dengan dokter di tempat bencana secara nggak sengaja dan tidak pernah sebelumnya terimpikan semacam itu.

“Nah, ketika ada keluhan dari warga untuk mendapatkan layanan kesehatan, ya kita sambungkan,” ujarnya. ***