KAPOL.ID – Ikatan Alumni (IKA) Geologi mengadakan FGD Nasional yang bertajuk “Indonesian Strategic Talk: Implication of Rising Energy Commodity Prices for the Geoscience. Energy and Development Sectors”, acara dilaksanakan di SABUGA ITB pada Sabtu, (17/6/2023).
Dunia saat ini dihadapkan pada kondisi VUCA (volatility, uncertainty, complexity and ambigurty) Hal ini disebabkan oleh setidaknya tiga hal, yaitu pemulihan pasca pandemi COVID-19, perang Rusia-Ukraina, dan tensi memanas antar negara blok barat dan blok timur yang menyebabkan kelangkaan suplai komoditas dan inflasi.
Selain itu, terdapat kebutuhan bagi negara-negara dunia untuk segera menyelesaikan permasalahan iklim dengan memenuhi target Net Zero Emission pada 2060 dan Paris Agreement (membatasi kenaikan temperatur hingga 1,55).
”Meningkatnya harga komoditas akibat kurangnya suplai dan usaha dunia untuk mencapai target Net Zero Emission ini tentu periu ditangkap dengan baik oleh Indonesia. khususnya geolog untuk ikut dalam penyediaan komoditas dalam rangka mengamankan kebutuhan energi dan mineral nasional dan menggerakkan pembangunan berkelanjutan untuk mencapai Net Zero Emission,” kata Ketua IKA Geologi ITB sekaligus Wakil Kepala SKK Migas, Nanang Abdul Manaf, disela acara
“Di tengah kondisi transisi energi, kebutuhan, dan peranan migas masih dibutuhkan, secara giobal yang diperkirakan terus akan meningkat hingga tahun 2050. Untuk memenuhi kebutuhan migas ke depan, maka kegiatan ekspiorasi yang masif harus tetap dilanjutkan,” ujarnya melalui pesan yang diterima kapol.id.
Pada FGD ini para pembicara dan panelis sepakat bahwa Indonesia perlu memanfaatkan momentum untuk meningkatkan pemenuhan migas dan mineral.
Hal itu ditunjukkan dengan peningkatan penemuan eksplorasi gas yang berperan penting dalam transisi energi didukung dengan program produksi 1 juta barel oil per hari dan 3.000 MMSCFD gas per hari dan hilirisasi mineral yang bermanfaat untuk meningkatkan perekonomian dan mendukung industri Energi Baru Terbarukan, kendaraan ramah lingkungan seperti electric vehicle dan pemroduksian PLTS atap.
Selain itu dalam pemenuhan hulu migas, program dekarbonisasi berupa CCS/CCUS menjadi penting untuk mengurangi emisi karbon menuju Net Zero Emission.
Dalam pemenuhan energi, hilirisasi produk tambang seperti batubara menjadi DME (Dimethyl Ether) menjadi penting dalam kaitannya untuk menyediakan energi bersih.
Selain itu Indonesia sebagai negara dengan banyak pegunungan dapat memanfaatkan energi Geothermal untuk meningkatkan pasokan energi Baseloadnya.
”Dalam kaitannya dengan hal-hal tersebut di atas, geolog berperan mulai dari hulu, yaitu dalam penemuan cadangan migas dan mineral. Geolog memiliki peran kunci untuk menjamin “stok” cadangan migas dan mineral tersebut,” ujarnya
Selain itu dalam kaitannya dengan dekarbonisasi, geolog berperan dalam penemuan dan karakterisasi batuan yang dapat digunakan untuk CCS/CCUS.
”Dengan telaksananya rencana-rencana yang dibuat diatas maka akan tercapai Ketahanan Energi (availability, acceptability, affordability, dan accessibility). Dengan tercapainya ketahanan energi maka akan terjadi pembangunan berkelanjutan,”tukasnya
Acara dihadiri Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Kepala Badan Geologi Sugeng Mujiyanto, petinggi perusahaan energi dan mineral, civitas akademika ITB, dan geolog profesional. ***