PANGANDARAN, (KAPOL).- Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Barat kembali menggelar sosialisasi Jabar Saber Hoaks (JSH).
Sosialisasi JSH kali ini, dihadiri mahasiswa Unpad, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Pangandaran, Komisi Informasi, Relawan TIK, Forum Komunikasi Kelompok Informasi Masyarakat (FK-KIM) hingga Kepolisian.
Narasumber yang dihadirkan Kadiv Klarifikasi dan Diseminasi Jabar
Saber Hoaks, Alfianto Yustinova, SE; Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad, Drs. Bambang Hermanto, M.Si; Sekretaris Kantor Program Studi di Luar Kampus Utama Unpad Pangandaran /Dr. Dipl-Ing. Husain M. Al Banjari, M.Si.; Initiator Kelas Multikultural Ai Nurhidayat, S.Ikom, dan
Dekan Fakultas Teknik Univ. Widyatama/Dr.M.Rozahi Istambul, S.Kom, M.T.
Acaranya, bertempat di Hall Kantor Program Studi di Luar Kampus Utama ( PSDKU) Universitas Padjadjaran (Unpad) Pangandaran, Jumat, (20/9/2019).
Kepala Bidang Informasi Komunikasi Publik (IKP) Diskominfo Provinsi Jawa Barat, Dedi Dharmawan mengatakan,
kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan untuk memperkenalkan program Jabar Saber Hoaks (JSH)
Sekaligus, untuk meningkatkan literasi digital masyarakat Jawa Barat, terutama di wilayah Kabupaten Pangandaran, sehingga tidak mudah percaya hoaks.
“Kegiatan sosialisasi ini merupakan salah satu upaya untuk mengeliminasi terjadinya berita maupun informasi yang belum tentu kebenarannya atau hoax serta meningkatkan literasi digital masyarakat Jabar, terutama di wilayah Kabupaten Pangandaran, sehingga tidak mudah percaya hoaks,” ungkapnya.
Menurutnya JSH memiliki tugas untuk melakukan verifikasi segala bentuk informasi maupun berita yang beredar di masyarakat melalui sejumlah media, khususnya media sosial yang dinilai telah meresahkan masyarakat.
“JSH dibentuk untuk meningkatkan literasi digital serta sikap kritis masyarakat terhadap keberadaan berita bohong,” tuturnya.
Sementara itu Asisten Ekonomi dan Pembangunan, Kabupaten Pangandaran, Ade Supriatna mengatakan, berita yang belum tentu kebenarannya atau hoaks sangat berpengaruh secara ekonomi, baik secara langsung maupun tidak tidak langsung di Kabupaten Pangandaran.
“Adanya hoaks berdampak secara ekonomi, seperti berita hoaks tentang adanya buaya di pantai Pangandaran, akibatnya banyak yang membatalkan kunjungan, padahal terjadinya di daerah lain,” katanya.
Ade menambahkan berita hoaks juga telah menjadikan masyarakat tidak produktif, dimana masyarakat menggunakan waktunya hanya untuk mencari kebenaran dari berita-berita yang mereka terima khususnya dari media-media sosial.
“Hoaks membuat masyarakat tidak produktif, masyarakat menghabiskan waktunya terbuang hanya untuk melakukan cek kebenaran sebuah berita,” tambahnya. (KAPOL)***