BUDAYA

Heboh Selaco dan Sunda Empire, Kemana Pakar Sejarah Sunda?

×

Heboh Selaco dan Sunda Empire, Kemana Pakar Sejarah Sunda?

Sebarkan artikel ini

KAPOL.ID – Bagi Urang Sunda dalam menelusuri kesejarahan bangsanya. Banyak sisi dan pernik kesejarahan Sunda yang hingga kini belum mampu dibuktikan secara ilmiah.

Jangankan untuk membuktikan yang belum itu, mempertahankan kesejarahan yang sudah ada pun kini mulai ternodai oleh adanya anomali sejarah yang digegerkan oleh Sunda Empire serta keraton dadakan seperti Selacau atau Kesultanan Selaco di wilayah Tasikmalaya Jawa Barat.

Anomali sejarah dapat dikategorikan sebagai history hoax, kebohongan yang lambat laun dapat diupayakan sebagai kebenaran sejarah apabila tidak segera diluruskan dan dibiarkan dalam kurun waktu yang panjang.

Budayawan, sastrawan Sunda asal Garut H. Usep Romli mempertanyakan akhir-akhir ini heboh masalah Sunda Empire dan Kerajaan Selacau (Selaco), media TV, terutama TV-ONE dan media mainstream lainnya, hanya menanggapi sepihak saja, dari orang-orang Kesultanan Selaco (KS) dan Sunda Empire (SE) “Media mainstream tidak pernah minta pendapat ahli sejarah Sunda, seperti Prof. Dr. Hj. Nina Herlina Lubis, Dr.Undang Ahmad Darsa, Dr.Elis Suryani, Dr. Sobana Hardjasomantri, Dr.Sapto Kuntoro, Dr.Umuh Muhsin, dan banyak lagi pakar sejarah Sunda di Universitas Padjadjaran,” tegasnya kepada Kapol. Yang muncul lagi-lagi, kesalnya, Rangga Sasana (SE), dan Rohidin (KS).

“Tak tahu atau tak mau mencari keseimbangan infromasi,” tandas mantan wartawan senior HU Pikiran Rakyat.

Di tempat berbeda Kamal Al Martawi menguatkan pertanyaan Usep Romli sejatinya kedepannya, ini harus menjadi pekerjaan para ahli sejarah dan akademisi untuk ikut meluruskan saluran historis dan manfaat sosio antro untuk generasi muda kedepan.

“Bukan hanya berisik dan adu taktik,” sindir Kamal Pegiat Pemuda Desa mantan Ketua PMII 200 asal Parungponteng tempat munculnya Kesultanan Salaco.

Pertanyaan yang sama juga dilontarkan Cakra Widiantara dari Balaputra Salakanagara Pandeglang Banten.

Dia menambahkan pada masa kini betapa sulitnya kita membangkitkan minat generasi milenial untuk mengenal dan mempelajari kesejarahan bangsanya sendiri.

Generasi milenial adalah generasi yang sudah terbuai dengan segala sesuatu yang serba instan sesuai perkembangan jaman.

“Liarnya menganalisa kesejarahan yang kental akan nuansa klenis dapat menjadi penyebab hadirnya anomali sejarah. Belakangan ini banyak orang sunda yang membuat tafsiran sendiri (subyektif) tentang sejarah di Tatar Sunda tanpa referensi yang jelas dan dapat dipertanggung-jawabkan secara ilmiah. Sebagai contoh, adanya definisi liar tentang Sunda yang tentunya sulit dipertanggung jawabkan secara ilmiah,” jelasnya

Bagi sebagian orang pungkasnya, mungkin hal seperti ini menggelikan, lucu-lucuan.

Bagi saya pribadi tak sedikit pun mampu membuat saya tertawa melihat fenomena anomali kesejarahan Sunda ini, kita patut sedih, karena ke depan untuk mempertahankan eksistensi kesejarahan Sunda yang sudah ada pun makin sulit. Ini bukan hal lucu, tapi kebodohan yang terpelihara.

“Anomali sejarah sunda adalah harakiri sejarah Sunda. Mestinya urang Sunda pun menggugat hoax besar dari Sunda Empire dan Selaco yang sudah mencoreng moreng wajah kesejarahan Sunda ini. Sekali lagi ini bukan lucu-lucuan, ini masalah serius yang dapat mengancam eksistensi kesejarahan Sunda,” tegasnya. (Agung Ilham Setiadi)***