KAPOL.ID – Beberapa warga net berkomentar terkait logo geopark Galunggung Tasikmalaya yang menyerupai logo lain.
Pemenang sayembara, Riswanto (32) mengatakan sebuah risiko dalam mengikuti sebuah perlombaan.
“Risiko pasti ada. Hal yang seperti itu seperti menyerupai logo, selalu ada senang dan tak senang. Enjoy saja,” ujar Ato, sapaan akrab Riswanto kepada KAPOL.
Ia juga sudah melihat beberapa komentar di media sosial. Termasuk menyebutkan menyerupai logo Kabupaten Cirebon Katon, juga mengaitkan dengan Discover Garut.
“Karena logo simpel dan simbol generik umum. Kemarin tema itu berbicara geologi identik dengan daun, gunung dan huruf G. Pasti ada kesamaan meski tidak identik,” katanya.
Warga Gobras Rahayu 1 Kelurahan Sukahurip Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya ini setidaknya membutuhkan waktu dua pekan dalam proses kreatif pembuatan logo Geopark Galunggung.
Mulai dari riset secara visual, hingga berdialog dengan orang-orang yang paham sejarah serta filosofi daerah.
“Lalu disandingkan dengan informasi dari pengumuman panitia. Sempat ke lokasi objek wisata Galunggung. Munculah ide sukapura ngadaun ngora,” kata lelaki jebolan Institut Seni Indonesia Yogyakarta ini.
Setelah itu, ujar dia, barulah memproses gambar secara digital bagaimana menuangkan ide yang mengkolaborasikan dengan budaya islami, lokal dan unsur geologinya.
“Kenapa di logo itu ada simbol daun, karena simbol ngadaun ngora. Dan arahnya dari kiri ke kanan menuju atas, sebagai perkembangan untuk lebih baik. Filosofi dalam islamnya juga tertuang dalam surat Al Baqarah ayat 30,” ujar Anak keempat dari empat bersaudara ini.
Ketika ditanya hadiah Rp. 20 juta dari panitia Sayembara Logo Geopark yang diadakan Disparbud Kabupaten Tasikmalaya, bujangan yang sering mengikuti kontes desain dunia secara online, akan ditabung untuk beribadah umrah.
“Kalau sehari-hari paling menerima order online, sekarang lagi garap dari Australia. Insya Allah cukup, hadiah sayembara buat umrah,” ujar Ato yang pernah menjadi beberapa kali juara dunia kontes desain online sejak tahun 2013.
Ia bercerita dunia desain dalam menggambar sudah akrab sejak sekolah dasar. Sempat pula mengikuti lomba kaligrafi, penghargaan dari perlombaan Pinastika yang digagas asosiasi desain grafis Indonesia.
“Hanya saja ikut lomba dan kontes tidak sesering dulu. Makanya saat mendengar sayembara Geopark Galunggung, ingin mencoba di daerah sendiri. Karena garapan sehari-hari juga cukup sibuk, sekaligus membantu mendesain kaos usaha kakak,” katanya. ***
—- Support KAPOL with subscribe, like, share, and comment —-
Youtube : https://www.youtube.com/c/kapoltv
Portal Web: https://kapol.tv
Twiter : https://twitter.com/kapoltv
Facebook : https://www.facebook.com/kabar.pol
Instagram : https://www.instagram.com/kapol_id
Portal Inside : https://kapol.id/