BIROKRASI

Ada Apa, Sekcam di Sumedang Dikumpulkan di Bappppeda 

×

Ada Apa, Sekcam di Sumedang Dikumpulkan di Bappppeda 

Sebarkan artikel ini
Istimewa*

KAPOLID — Seluruh Sekretaris Kecamatan se-Kabupaten Sumedang berkumpul di Ruang Rapat Tajdimalela Bappppeda, Rabu (16/10/2024).

Pertemuan tersebut dalam rangka rapat evaluasi yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Sumedang Hj. Tuti Ruswati dengan didampingi Kepala Bappppeda Agus Wahidin dan Asisten Pemerintahan Asep Uus Rusandi.

Rapat evaluasi difokuskan membahas program penghapusan angka kemiskinan ekstrem dan penurunan stunting yang targetnya mencapai 0% pada Desember 2024.

Menurut Sekda Tuti, sampai saat ini kemajuan program sudah cukup menggembirakan dimana dari 26 kecamatan di Sumedang, 11 diantaranya  telah berhasil mencapai 0% kemiskinan ekstrem.

“Angka ini masih memerlukan justifikasi dari Badan Pusat Statistik (BPS) untuk memastikan keakuratannya. Koordinasi dengan BPS terus dilakukan dan lima intervensi utama untuk mengatasi kemiskinan ekstrem telah kami jalankan. Kami akan memastikan data ini tetap akurat dan akuntabel hingga akhir tahun,” ungkapnya.

Dalam upaya mempercepat pencapaian target, Sekda juga memberikan arahan kepada para Sekretaris Kecamatan untuk terus memantau dan mengevaluasi progres secara harian.

“Pendataan yang tepat dan cepat sangat penting sehingga seluruh desa diinstruksikan untuk terus memperbarui data intervensi kemiskinan ekstrem di platform e-Office Desa,” kata Tuti.

Terkait penanganan stunting, lanjut sekda, tim enumerator dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan turun langsung ke lapangan untuk melakukan survei. Oleh sebab itu, ia menginstruksikan agar seluruh kecamatan dan desa di Kabupaten Sumedang memfasilitasi kerja tim survei.

“Fasilitasi yang kami berikan bertujuan memastikan data yang diambil objektif dan akurat, bukan untuk mengintervensi hasil,” jelasnya.

Sebagai informasi, hingga saat ini, kemiskinan ekstrem di Sumedang sudah turun dari 3.800 menjadi 1.500 kasus atau sekitar 49%. Prevalensi stunting juga menurun menjadi 7,2%.