KAPOL.ID –
Selama pandemi covid-19, anak-anak lebih percaya google ketimbang orang tua dan guru.
Persoalan tersebut perlu menjadi pemikiran bersama, karena pembelajaran daring semakin memperkuat hal tersebut.
Demikian dikatakan Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto saat Ngoprek (ngobrol – ngopi di Leker), Rabu (07/04/2021).
“Di sinilah parenting itu perlu, bagaimana mencari ilmu mendidik anak,” katanya.
Salah satu dampak buruk terlalu banyak memegang hp, malah membuka ruang-ruang yang bukan dunia anak.
Imbas terhadap kasus yang ditangani KPAID dalam beberapa tahun terakhir, lanjut Ato, peningkatan pencabulan.
“Kasus naik drastis terutama pencabulan, narkoba juga. Hayu kita cari solusi dari persoalan ini,” katanya.
Aktivis perempuan Neni Nur Hayati mengatakan, fenomena kekerasan perempuan dan anak yang terjadi di Kota dan Kab. Tasik, merupakan masalah bersama dan tanggung jawab satu pihak saja.
“Apakah terus kita biarkan, apa yang bisa kita lakukan ya kita lakukan. Saya menganggap Taman Jingga yang konsen terhadap parenting.”
“Karena peran orang tua sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak,” katanya.
Pengelola Yayasan Taman Jingga Ipa Zumrotul mengatakan, berdirinya lembaga untuk parenting ini bermula dari kekhawatiran banyak kasus menimpa anak-anak dan perempuan.
“Keluarga itu akan menentukan masa depan seseorang. Terkadang kita hanya membiasakan kultur keluarga tanpa menimbang dahulu efek yang akan terjadi,” katanya.
Pada kesempatan tersebut dirangkaikan pula peresmian Co-Working Space Leker milik Hj. Anne. Ruang kreatif bagi semua elemen masyarakat.
“Ngariung merupakan salah satu jembatan untuk membuat kita kreatif. Dan kreatif itu muncul saat kita bahagia.”
“Karena co-working space ini kantor bersama, tidak seperti kantor pada umumnya,” ucapnya. ***