OPINI

Anak Diracuni Orang Tuanya Sendiri, Refleksi Hari Anak Nasional 2023

×

Anak Diracuni Orang Tuanya Sendiri, Refleksi Hari Anak Nasional 2023

Sebarkan artikel ini

Oleh Ipa Zumrotul Falihah
Aktivis Perempuan, Direktur Taman Jingga

Setiap tahunnya pada tanggal 23 juli di Indonesia memperingati Hari Anak Nasional (HAN), harinya kasih sayang dan kepedulian bagi anak-anak. Penyelenggaraan Peringatan Hari Anak Nasional yang dilaksanakan setiap tahun tersebut memberikan rasa gembira kepada anak-anak. Karena banyak acara dan momen penting yang dapat mereka nikmati pada perayaan tersebut.

Tapi pada saat yang sama, anak-anak Indonesia pun belum terbebas dari ancaman-ancaman yang menghantui mereka. Dari mulai kekerasan fisik maupun kekerasan seksual. Perundungan di lingkungan sekolah juga di lingkungan masyarakat dan kasus cyberbullying serta pernikahan anak cukup tinggi di beberapa daerah di Indonesia.

Maraknya pekerja anak, rokok dan iklan rokok, penyalahgunaan miras dan NAPZA, geng motor, tawuran pelajar, fasilitas umum ramah anak yang kurang memadai dan jauh dari merata. Tidak sedikit juga anak yang terlibat LGBT menjadi ancaman bagi keberlangsungan tumbuh kembang anak. Yang paling tidak disadari oleh kita adalah ancaman penyalahgunaan gadget oleh anak anak menyebabkan bagian dari sumber masalah dari masalah pada anak.

Untuk itu momentum Hari Anak Nasional sekarang tidak hanya sekedar perayaan seremonial yang hanya memberikan kebahagian sejenak saja. Tetapi juga menjadi waktu yang tepat untuk refleksi dan evaluasi tentang capaian dan tantangan upaya pemenuhan hak anak di Indonesia. Sehingga ancaman ancaman permasalahan anak bisa kita cegah bersama.

Refleksi pada peringatan hari anak nasional tahun ini saya fokus pada penyalahgunaan gadget oleh anak-anak. Karena dari hal ini menjadi bagian sumber masalah dari masalah pada anak. Dari tidak bijaknya penggunaan gadget pada anak-anak menimbulkan masalah baru bermunculan karena anak anak secara emosi masih belum stabil. Sehingga belum bisa memilah dan memilih apa apa yang bermanfaat dan yang berakibat tidak baik bagi dirinya juga bagi orang lain.

Anak-anak Indonesia saat ini yang lahir ditengah gegap gempita teknologi Informasi, mengalami semacam pengkarbitan. Banyak diantara mereka yang berpikiran melebihi usianya, dewasa sebelum waktunya. Hal ini tidak terlepas dari persinggungan mereka dengan penggunaan gadget yang dikenalkan oleh orang tuanya. Ada sebagian orang tua beranggapan anaknya jangan sampai mengalami gagap teknologi Informasi. Ada juga yang beralasan karena kepraktisan memudahkan orang tua dalam pengasuhan anak.

Gadget

Gadget salah satu bagian dari kecanggihan teknologi Informasi, gadget menjadi primadona sebagai media yang dipakai untuk alat komunikasi modern. Gadget semakin mempermudah kegiatan komunikasi manusia. Kini kegiatan komunikasi telah berkembang semakin lebih maju dengan munculnya gadget. Diantaranya smartphone seperti iphone, android, blackberry serta notebook. Tidak hanya dimanfaatkan oleh orang dewasa gadget kerap kali dipakai anak-anak yang tentu rentan penyalahgunaan.

Dalam psikologi perkembangan anak dikatakan sebagai anak yang berumur 0-6 tahun. Gadget berdampak terhadap perkembangan sosial anak usia dini. Dampak penggunaan gadget terhadap perkembangan sosial anak usia dini terdapat dampak positif dan dampak negatif. Penggunaan gadget yang berlebihan akan membawa dampak buruk bagi perkembangan sosial dan emosional anak. Dampak buruk penggunaan gadget pada anak antara lain anak menjadi pribadi tertutup, gangguan tidur, suka menyendiri, perilaku kekerasan, pudarnya kreativitas, dan ancaman cyberbullying.

Bukan rahasia lagi bahwa anak-anak zaman sekarang sudah terpapar dengan berbagai macam gadget dan teknologi di usia yang sangat muda. Tidak dapat disangkal bahwa gadget dan teknologi dapat memberikan banyak manfaat bagi anak. Misalnya, mereka dapat membantu meningkatkan keterampilan kognitif dan koordinasi tangan-mata mereka. Mereka juga dapat mempelajari hal-hal baru dan mengenal budaya yang berbeda melalui penggunaan aplikasi dan internet. Apalagi kemarin saat pandemi covid-19, gadget merupakan alat bantu utama termasuk untuk sekolah daring bagi anak.

Risiko

Terlepas dari sisi manfaatnya, resiko penggunaan gadget sangat besar apabila anak-anak menjadi bergantung pada gadget. Mereka mungkin tidak dapat bersosialisasi dengan baik dengan orang lain dan mereka menjadi kecanduan. Inilah sebabnya mengapa penting bagi orang tua untuk memantau penggunaan gadget anak-anaknya dan memastikan bahwa mereka menggunakannya dalam jumlah waktu yang teratur.

Sementara faktanya banyak orang tua yang abai yang melakukan pembiaran pada anaknya dalam penggunaan gadget tanpa memberikan batasan. Karena merasa dimudahkan dalam pengasuhan ketika anak anak anteng diberikan gadget. Anak-anak berselancar sendiri di dunia maya tanpa bimbingan menikmati konten-konten yang random muncul di beranda yang belum tentu aman ditonton oleh anak-anak.

Orang tua merasa pekerjaannya tidak terganggu oleh anak-anak baik itu pekerjaan domestik ataupun pekerjaan lainnya. Apabila anak-anak fokus bermain gadget, sehingga dibiarkan menggunakan gadget berlama-lama tanpa batasan waktu dan batasan akses platform yang tersedia pada gadget. Padahal ada banyak bahaya yang mengancam dari penggunaan gadget apabila tanpa batasan dan filter. Jika hal ini dibiarkan terus terjadi bisa jadi yang meracuni anak-anak adalah orang tuanya sendiri. Karena telah melakukan pembiaran tanpa batasan dan aturan dalam penggunaan gadget anak.

Mari kita telusuri lebih dalam fenomena permasalahan anak yang marak terjadi yang diakibatkan dari penyalahgunaan gadget. Dari mulai kecanduan games online, konten-konten kekerasan di berbagai platform termasuk konten konten pornografi yang tidak sedikit berseliweran di beranda medsos. Belum lagi kampanye kampanye terselubung dari komunitas LGBT sampai rekruitmen anggotanya semakin menyempurnakan bahaya gadget bagi anak.

Transaksi transaksi ilegal melalui dunia maya mulai dari narkoba, perdagangan anak sampai pernah terjadi. Ada beberapa anak yang kabur dari rumahnya akibat berkenalan dengan orang asing di media sosial lalu dibawa pergi. Kemudian melakukan aktivitas aktivitas yang menyalahi aturan serta kejadian kejadian lainnya yang mengancam keselamatan anak akibat dari abainya orang tua dalam membatasi dan memantau penggunaan gadget pada anaknya.

Dampak negatif

Yang miris adalah ketika dalam satu keluarga anak dan orang tua tidak saling follow pada akun media sosialnya. Mereka berjalan masing masing dengan ekspresinya masing masing di media sosial tanpa saling sapa dan tanpa kontrol dari orang tuanya. Apakah postingan anaknya sesuai norma atau justru menyalahi norma.

Ada kejadian menggelitik dari penyalahgunaan gadget pada anak ketika ada orang tua yang kewalahan anaknya belanja online dengan cara COD. Tiba-tiba datang barang ke rumah dan orang tua harus membayar belanjaan online anaknya tersebut tanpa sebelumnya diberi tahu oleh anaknya. Lucu memang tapi ini benar-benar terjadi, bukan masalah besar kecil nominal yang harus dibayarkan oleh orang tua. Ketika anaknya COD belanja online namun etika dan kebablasan anak anak dalam penggunaan gadget, ini menjadi refleksi penting bagi kita semua. Agar membenahi penggunaan gadget pada anak termasuk pada diri kita sebagai orang tua.

Anak sudah pasti meniru orang tuanya, apabila orang tuanya menyalahi aturan dalam penggunaan gadget maka otomatis anak anakpun akan mengikutinya. Penting kita mendisiplinkan diri pribadi dalam bermain gadget sebelum mendisiplinkan anak-anak. Sehingga nanti bisa mentaati aturan yang kita terapkan dalam menggunakan gadget karena mencontoh orang tuanya.

Pencegahan

Mudah-mudahan semakin kita berupaya mencegah penyalahgunaan gadget pada anak kasus kasus anak dapat diminimalisir. Beberapa cara pencegahan tersebut dengan membatasi pemakaian gadget baik batasan penggunaan platform yang tersedia di gadget. Juga batasan secara waktu yaitu memberi jadwal waktu yang tepat saat anak bermain gadget.

Selanjutnya mengawasi anak dalam bermain gadget dengan aturan yang disepakati bersama. Sehingga ada sangsi bagi anak apabila melanggar aturan yang sudah disepakati. Hal ini memang tidak mudah karena bermain gadget pada anak sudah dianggap normal dan biasa seolah olah tidak ada dampaknya. Namun, harus terus diupayakan karena apabila tanpa aturan sama sekali. Penyalahgunaan gadget pada anak mengakibatkan timbulnya masalah masalah anak yang mengancam masa depan anak itu sendiri dan masa depan bangsa ini.

Beradapatasi dengan teknologi informasi memang harus dilakukan. Suka atau tidak suka era ini adalah era digital yang semua aktivitas didukung oleh kecanggihan teknologi termasuk gadget. Memang penting anak-anak untuk menguasainya, tapi penting juga untuk menerapkan aturannya agar betul betul bijak dalam memanfaatkannya. Sehingga tidak berdampak buruk bagi tumbuh kembangnya. Selamat Hari Anak Nasional 2023 anak anak hari ini penerus bangsa di masa mendatang, maka cerdas menggunakan gadget menuju generasi emas. Lindungi hak hak anak karena anak adalah aset Bangsa.***