KAPOL.ID—Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya menghadapi tantangan menekan angka stunting. Secara nasional, pada 2024 angka stunting Kabupaten Tasikmalaya harus turun menjadi 14%.
Adapun stunting Kabupaten Tasikmalaya kali ini, menurut Kasi Kesehatan Keluarga (Kesga) dan Gizi DKPP, Ratih Tedjasukmana, berada pada angka 27%. Karena itu pihaknya harus bekerja keras.
Ratih juga mengemukakan bahwa anggaran penanggulangan stunting sejauh ini aman, tidak tersentuh oleh refocussing. Karena sesuai arahan presiden, penangan stunting termasuk program prioritas nasional.
“Kalau anggaran untuk stunting mah tidak kena refocussing. Sesuai dengan arahan dari Permendagri, itu mah harus tetap ada. Anggarannya ada dari DAK Stunting, khusus,” ujar Ratih.
Sementara untuk menurunkan angka stunting, ada beberapa cara, sesuai hasil kajian. Tinggal bagaimana pihaknya meyakinkan masyarakat agar melaksanakan cara-cara tersebut.
“Pertama, melaksanakan imunisasi menyusui dini atau IMD pada bayi yang baru lahir. Makanya, kita anjurkan seorang ibu melahirkan di bidan yang melakukan praktik IMD,” terangnya.
Cara yang kedua, lanjut Ratih, seorang ibu mesti memberikan air susu ibu (ASI) ekslusif selama enam bulan. Dalam rentang itu, bayi jangan diberi makanan apapun.
Ketiga, melanjutkan pemberian ASI terhadap bayi selama dua tahun. Cara ini bukan hanya dapat menghindarkan stunting, tetapi juga terbukti dapat meningkatkan IQ anak.
Keempat, memberi makanan pengganti (MP) ASI mulai dari usia enam bulan, sesuai dengan makanan yang ada di lingkungan keluarga. Di samping ASI juga tetap diberikan hingga usia anak dua tahun.
“Kenapa harus memberikan MP ASI? Karena setelah enam bulan ASI sudah tidak bisa memenuhi kebutuhan kalori si bayi,” Ratih menandaskan.
