TASIKMALAYA, (KAPOL).- Mau melihat bagaimana prilaku masyarakat di satu daerah maka lihatlah sungainya. Jika sungainya bersih maka masyarakatnya beradab.
“Sungai menjadi cerminan prilaku masyarakat di sebuah daerah. Kalau sungainya bersih maka masyarakatnya sudah sangat beradab,” kata Bah Asep Hidayat pendiri Komunitas Gerakan Lestari Alam Terpadu (Geliat) pada Pelatihan Sekolah Sungai yang digelar Srikandi Sungai Kabupaten Tasikmalaya di Aula Gedung Plut Kamis (10/10/2019).
Kata dia sungai bisa menjadi malapetaka jika kondisinya dibiarkan rusak dan kotor apalagi penuh oleh sampah.
Untuk itu sungai harus dipelihara agar memberikan banyak manfaat bagi kehidupan.
“Coba kalau sungainya bersih kita bisa menikmatinya dan akan memberi manfaat bagi kehidupan makanya kondisi sungai harus kita pelihara,” jelasnya.
Asep mengakui saat ini banyak sungai yang kondisinya kotor dan penuh oleh sampah.
Dan itu menjadi cerminan bagaimana prilaku masyarakat di sekitar sungai itu sendiri yang masih belum memiliki kepedulian terhadap kelestarian lingkungan sungai.
Ia meminta agar para peserta pelatihan sekolah sungai dengan tema edukasi kesadaran masyarakat pentingnya sungai sebagai peradaban, bisa menjadi penggerak untuk terus menyadarkan masyarakat untuk peduli lingkungan sungai.
Pemateri lain, dari Komunitas ECO Village Karom mengatakan, bencana alam saat ini terus mengintai masyarakat karena kondisi lingkungan yang rusak.
Untuk itu diperlukan upaya nyata untuk memelihara lingkungan terutama sungai.
“Kemarau pasti kekeringan dan ketika hujan pasti banjir. Itu terjadi karena kondisi lingkungan sudah rusak,” katanya.
Para peserta yang sebagian besar para siswa tingkat SMA dari berbagai wilayah Kabupaten Tasikmalaya itu sangat antusias untuk memanfaatkan sekolah sungai menjadi ajang menambah ilmu di bidang pemeliharaan lingkungan.
Mereka pun menyatakan kesiapannya untuk menjadi bagian generasi yang peduli pada kelestarian lingkungan dan ikut menyadarkan masyarakat untuk peduli lingkungan terutama sungai. (KP-03)***
