KANAL

Belasan Warga Perum CGM Terserang DBD

×

Belasan Warga Perum CGM Terserang DBD

Sebarkan artikel ini

BUNGURSARI, (KAPOL).- Belasan warga Perum Cipta Graha Mandiri (CGM) Kelurahan Sukarindik Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya, terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Warga yang terdiri anak-anak dan orang tua di RW 11 itu, harus dirawat di rumah sakit akibat gigitan nyamuk aedes aegypti tersebut.

Sejumlah warga mengeluhkan, belum adanya tindakan kongkrit dari pemerintah maupun dinas terkait mengantisipasi perkembangbiakan nyamuk DBD.

Sementara informasi yang dihimpun sebanyak 14 warga yang sudah terjangkit. Pemukiman yang banyak terkena DBD terletak di kawasan RT 02 Perumahan CGM tersebut.

Salah seorang warga Iwa Kartiwa (40) mengatakan, sudah ada lebih dari 3 orang di lingkungannya yang dirawat akibat terkena DBD. “Kalau di RT 01 ada lebih dari dua orang warga yang terkena DBD dan masih dirawat di rumah sakit.
itu terjadi sekitar sejak dua pekan terakhir,” katanya, Kamis (30/5/2019).

Dikatakannya, wabah DBD mulai menyerang warga secara merata hampir di seluruh Perum, yang menjadi korban keganasan nyamuk DBD di perumahan CGM terdiri atas berbagai usia, baik anak-anak, remaja, hingga ibu rumah tangga.

“Warga semua khawatir, karena terkadang cuaca hujan mendadak dan kadang juga panas, jadi nyamuk demam berdarah cepat perkembangbiakannya. Sudah banyak yang terkena di lingkungan ini, warga sudah lapor, tapi belum ada upaya dari dinas maupun pemerintah,” katanya.

Ketua RW 11 Asep Hermawan mengatakan setidaknya ada 14 warganya yang terjangkit demam berdarah dan sedang menjalani perawatan medis di rumah sakit.

“Ada total 14 warga kami yang terdampak demam berdarah. Mereka bergantian terjangkit sejak sekitar dua pekan terakhir,” ujarnya.

Diungkapkan Asep, ada kurang lebih 190 KK dan dibagi menjadi 3 RT di Perum CGM ini.

Paling banyak warga yang menjadi korban ada di RT 02. Data yang positif DBD warga Perum CGM yang masih dirawat di rumah sakit ada juga sebagian yang sudah dirujuk pulang diantaranya, Sri Wahyuningsih (49), Rizky M (46), Dedy S (42), Pipih S (48), Syarif H (48), Lutfiah H (28), Allysa Alena (16), Dyah Rini (41), Sera Sani (36), Erisa Arthia (15) tidak dirawat, M. Ramdani (15), Rafli M (13) dan Lia Akmal (25) sementara Nasya Ainun (10) masih belum jelas karena dbd atau bukan karena belum ada diagnosa dokter.

Meski demikian, lanjut Asep, menyatakan tidak ada warganya yang sampai menjadi korban jiwa dari penyebaran nyamuk aedes aegypti ini.

Makanya sebelum ada korban jiwa pihaknya melakukan antisipasi dengan melakukan pengasapan alias fogging.

Diakui Asep, pengasapan di rumah warga tersebut dilakukan dengan swadaya warga.

Sementara pihaknya juga melakukan antisipasi dengan melakukan bersih-bersih lingkungan dan mengajak waega untuk membersihkan rumah masing-masing.

Jangan sampai ada genangan air dilingkungan rumah. Sehingga tidak ada jentik yang berkembang biak. Ia juga menyebutkan sudah sering menyebarkan abate untuk warga.

Selain itu, kata Asep, perkembangbiakan nyamuk dbd itu diduga masih banyak rumah kosong juga kolam renang tak jauh dari Perum yang saat bulan ramadan ini hanya menggenang tak terpakai.

Sehingga bisa menjadi salah satu faktor penyebab menyebarnya nyamuk dbd.

Pihaknya berharap, ada perhatian dari Dinas dan Instansi terkait agar merebaknya DBD hingga menelan korban 14 orang ini harus segera diatanggulangi.

Selain itu, diharapkan adanya teguran atau sosialisasi kepada pengelola kolam renang agar tidak membiarkan kolam tergenang jika tidak ada aktifitas. Baiknya air kolam dikosongkan.

“Dari pihak pemerintah harus ada arahan, baik dari ahli lingkungan maupun dari kesehatan. Selain itu, meminta hasil analisis dan kajian seandainya kolam renang tidak dioperasikan bisa menimbulkan jentik,” katanya.

Ditambahkannya, musibah merebaknya korban dbd hampir setiap tahun terjadi dan tahun ini adalah yang terbanyak hingga bisa dikatakan KLB.

“Warga yang menjadi korban, pada saat ini harusnya bisa belanja baju lebaran atau persiapan mudik. Malah uangnya habis untuk biaya pengobatan,” katanya. (Erwin RW)***