KAPOL.ID — Tinggginya harga beras yang terjadi saat ini sangat dirasakan dampaknya oleh masyarakat. Terutama para pelaku ekonomi pada bidang kuliner seperti para pengelola rumah makan. Salah satunya diungkapkan Dadah, seorang penjual nasi di pasar Singaparna.
“Sekarang harga beras sangat mahal, sedangkan yang membeli makan harganya tetap saja. Makanya kita makin bingung,” kata Dadah.
Mengingat harga berasnya makin mahal yang mencapai Rp 14.000 per kilo, tambah Dadah, ia pun sudah tak mampu lagi beli beras secara karungan.
“Dulu mah saya biasa beli sehari dua karung yang isi 25 kilogram. Sekarang mah belinya ngecer saja. Paling lima sampai 10 kilo,” katanya.
Kenaikan harga beras tersebut tak hanya terjadi pada beras eceran, namun pada beras kemasan pun terjadi peningkatan harga.
“Untuk yang kemasan 5 kilo dulu harganya Rp 60.000 per kilo, sekarang mah jadi Rp 70.000 per kilonya,” kata Didin, pedagang beras di pasar Singaparna.
Tak hanya para penjual warung nasi, keluhan tingginya harga beras pun dirasakan Sarif, seorang pedagang bubur ayam yang biasa mangkal di terminal Singaparna.
“Iya pak, sekarang mah beras mahal sekali, sedangkan kita menjual bubur harganya tetap saja Rp 5000 per mangkok,” kata Sarif.
Namun sekalipun mahal tapi Sarif terpaksa saja membelinya, karena menurutnya biasa membeli beras yang harganya 10.500.
“Sebelum naik mah harga beras yang bagus teh Rp 10.500 per kilo, sekarang jadi Rp 12.000. per kilonya. Terpaksa saja saya beli karena saya tidak biasa membeli beras yang murah. Karena kalau beras yang kualitasnya jelek, sekalipun murah, tapi untuk bubur mah jelek, suka encer dan ada baunya,” pungkas Sarif.
Support KAPOL with subscribe, like, share, and comment
Youtube : https://www.youtube.com/c/kapoltv
Portal Web : https://kapol.tv/
Portal Berita : https://kapol.id/
Facebook : https://www.facebook.com/kabar.pol
Twiter : https://twitter.com/kapoltv