KANAL

Bupati: Banjir Bandang Citengah Akibat Curah Hujan Tinggi dengan Durasi Lama

×

Bupati: Banjir Bandang Citengah Akibat Curah Hujan Tinggi dengan Durasi Lama

Sebarkan artikel ini
Bupati Sumedang, H Dony Ahmad Munir

KAPOL.ID – Seluruh wilayah Jawa Barat perlu waspada terhadap dampak cauaca ektrem yang timbul karena fenomena La Nina.

Tidak hanya di Kabupaten Sumedang, namun kabupaten/kota yang lain  juga mengalami dampak cuaca ekstrem tersebut.

diantaranya Purwakarta dan Bogor yang beresiko dengan curah hujan tinggi di masing masing wilayahnya.

Disampaikan Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bogor, Indra Gustari di Gedung Negara, Jumat (13/5).

Saat audiensi dengan Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir,
Indra mengatakan dampak yang timbul akibat La Nina di wilayah Jawa Barat pada umumnya mengubah intensitas curah hujan.

“La Nina meningkatkan curah hujan di wilayah Jawa Barat pada umumnya antara 20% hingga 70% sehingga potensi kejadian bencana yang terjadi adalah banjir, banjir bandang, atau tanah longsor, sebagaimana terjadi di Sumedang,” tuturnya.

Dikatakan, beberapa upaya yang harus dilaksanakan untuk mengantisipasi terjadinya bencana diantaranya menerapkan sistem peringatan dini.

“Peringatan dini dilakukan dengan penguatan data di lapangan terkait cuaca lebih spesifik di daerah yang berpotensi rawan bencana. Selain itu, melakukan penguatan observasi serta mitigasi dan adaptasi menjelang hujan sehingga dapat mengurangi potensi bencana yang ada,” katanya.

Ia menambahkan, perlu pula dilakukan penanganan dari hulu sampai hilir serta sosialisasi terkait resiko bencana tinggi.

“BMKG berkomitmen dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang untuk menyimpan alat teknologi sensor bencana di tempat-tempat rawan bencana dan diharapkan bisa terealisasi di tahun ini,” ungkapnya.

Sementara itu, Bupati Dony Ahmad Munir yang hadir didampingi Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sumedang Atang Sutarno mengatakan, tim asesmen telah turun langsung ke hulu sungai yang bermuara ke daerah aliran sungai (DAS) Cipancar dalam rangka menelisik kejadian bencana banjir bandang di Citengah.

“Hulu sungai Cipancar adalah Sungai Cihonje, Citundun, dan Citengah. Di sana, ditemukan ada longsoran di Cikarut dan Cilimus, termasuk di sungai Cihonje ada longsoran,” katanya.

Air banyak turun ke bawah. Ditambah karena ada longsoran, karena arus air tertutup longsor lama-lama jebol kebawah sehingga terjadi banjir bandang.

“Jadi kesimpulan hasil kajian tim asesmen kami ialah banjir bandang disebabkan curah hujan yang tinggi dengan durasinyà yang cukup lama,” ungkapnya.

Bupati mengatakan Pemkab Sumedang akan melaksanakan rencana aksi penanggulangan bencana sesuai timeline sehingga bisa teratasi berdasarkan fakta dan data kajian.

“Kami juga telah melakukan penanganan jangka pendek yaitu memberikan kebutuhan bagi korban terutama kesehatannya. Kemudian kami juga menugaskan tim mitigasi bencana dan pemulihan ekonomi untuk melakukan peninjauan dalam rangka pengumpulan data, ” jelasnya.

Dijelaskan Bupat, Early Warning System (EWS) sangat penting sebagai deteksi dini terhadap potensi bencana yang ditindaklanjuti dengan upaya penanganan bencana.

“Early Warning System bisa dilakukan dalam upaya deteksi dini untuk melihat potensi bencana. Kami juga membentuk Desa Tangguh Bencana di tiap-tiap desa agar bisa melaporkan bagaimana keadaan di desanya masing-masing sebagai patokan data untuk dilaporkan ke BMKG,” ujarnya. ***