KAPOL.ID–Tidak lama lagi proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sekolah negeri tingkat SMA sederajat dibuka. Berkaca dari PPDB tahun lalu yang banyak kendala, Dinas Pendidikan mempersiapkan PPDB tahun ini dengan sematang mungkin.
Salah satu ikhtiar menyongsong PPDB kali ini, pihak dinas melakukan sosialisasi secara maraton. Dalam tahapan ini, kepala sekolah dan operator tingkat SMP/MTs juga dilibatkan.
Pada Selasa (19/5/2020), misalnya, Cabang Dinas Pendidikan XII Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat menggelar acara Sosialisasi dan Koordinasi Pelaksanaan PPDB, untuk zona B dan C SMA serta zona C dan D SMP. Acara berlangsung di SMAN 1 Singaparna, dengan jumlah peserta sekitar 132 orang.
Pandemi Covid-19 tidak luput dari pertimbangan selama PPDB berlangsung. Karena itu, tahapan pendaftaran harus melalui jalur online. Tidak boleh ada satu orang siswa pun yang mendatangi sekolah tujuan.
Bagi Abur Mustikawanto, Kepala Cabang Dinas Wilayah XII (Kota dan Kabupaten Tasikmalaya), Covid-19 justru memberi keuntungan tersendiri. Terutama untuk menutupi setiap kendala PPDB yang dialami pada tahun sebelumnya.
Dendang Sutiana (Koordinator Pengawas SMK) dan Hadyan Sugalayudhana (Koordinator Pengawas SMA), yang bertindak sebagai narasumber pada sosialisasi tersebut, bercerita tentang beberapa kendala PPDB tahun lalu–selain faktor sistem zoonasi.
Salah satunya, ada beberapa pihak yang berbuat curang agar anaknya dapat diterima di sekolah negeri. Seperti membuat piagam palsu sebagai tanda anaknya berprestasi. Atau membuat Surat Keterangan Tidak Mampu–padahal orang berada. Pelakunya bukan hanya orangtua, tetapi juga guru anak bersangkutan.
“Asumsi kami kendala-kendala tahun lalu bisa teratasi tahun sekarang. PPDB tahun sekarang saya yakin tidak akan banyak kendala. Karena sekarang ada pandemi Covid-19, di mana orang-orang full tidak boleh ke sekolah yang dituju. Dia harus online,” terang Abur pada KAPOL.ID.
Sitem pendaftaran online, sedikit-banyak, dianggap dapat meminimalisir tingkat kecurangan. Data akan lebih terkontrol. Zonasi juga lebih mudah terlacak melalui GPS.
Tapi, bagi Abur, kendala lain bisa saja muncul. Antara lain kalau jaringan internet di sekitar tempat tinggal calon siswa baru, lemah. Karena itu, Abur menyarankan supaya saat mendaftarkan anak, orangtua atau pihak sekolah memastikan dulu jaringan internetnya benar-benar kencang.
“Saya yakin di daerah Kabupaten Tasikmalaya signal internetnya bagus. Karena saya sudah kontak Telkom. Mereka itu sudah menanam kabel fiber optik. Artinya, ini udah jalan tol. Cuma belum banyak yang akses aja,” tambah Abur penuh optimis.
Di samping jaringan internet, kendala lain yang mungkin muncul adalah tingkat kemampuan anak dalam mengoprasikan komputer (atau smart phone). Untuk mengantisipasinya, Abur menyarankan pendampingan orangtua dan pihak sekolah–terutama operator.
Demi kelancaran PPDB, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat sudah mengedril operator tiap-tiap sekolah. Dengan asumsi tidak ada orang yang tertinggal di landasan. Semua tinggal landas saja.
“Mudah-mudahan kendala-kendala tahun sebelumnya semua teratasi. Pada intinya, ikhtiar kita diperbanyak, juga dibantu doa. Seperti pesan Bu Kadis, semua siswa SMP maupun MTs yang mau mendaftar, harus diakomodir,” tegas Abur.
—- Support KAPOL with subscribe, like, share, and comment —-
Youtube : https://www.youtube.com/c/kapoltv
Portal Web: https://kapol.tv
Twiter : https://twitter.com/kapoltv
Facebook : https://www.facebook.com/kabar.pol
Instagram : https://www.instagram.com/kapol_id
Portal Inside : https://kapol.id/