KAPOL.ID –
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya merilis angka indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Tasikmalaya bulan Juni 2020.
Di masa transisi pandemi covid-19 menuju new normal, tercatat mengalami inflasi 0,15%, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,03%.
“Angka inflasi menandakan daya beli masih ada. Bulan Juni bahkan ada kenaikan inflasi dari bulan sebelumnya dan masih terkendali,” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya, Heru Saptaji.
Mulai kembali berjalannya beberapa aktivitas masyarakat di Kota Tasikmalaya di era new normal mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga secara umum.
Tekanan inflasi terutama berasal dari kenaikan harga angkutan antar kota sebesar 47,03%. Kenaikan tersebut disebabkan penerapan pembatasan kapasitas angkut hanya 50-60% sebagai upaya pencegahan penyebaran covid-19.
“Dari kelompok bahan makanan, tekanan inflasi terutama berasal dari kenaikan harga telur dan daging ayam ras,” katanya.
Hal tersebut, kata dia, seiring dengan meningkatnya permintaan dari berbagai usaha bisnis kuliner dan mulai diselenggarakan hajat pernikahan terbatas sesuai protokol pencegahan covid-19.
“TPID (tim pengendali inflasi daerah) terus berupaya menjaga kestabilan harga dan kecukupan pasokan,” katanya dalam siaran pers yang diterima KAPOL.ID.
Di sisi lain, tekanan inflasi tertahan oleh deflasi pada beras yang masih didukung oleh panen di beberapa daerah. Serta deflasi bawang putih dan cabai rawit yang didukung tercukupinya pasokan.
Di luar bahan makanan, harga emas perhiasan juga masih mengalami deflasi, terutama pada awal bulan Juni setelah HBKN Idul Fitri.***