BISNISVIDEO

Didampingi KPW BI Tasik, UMKM Difabel Asal Banjarsari Bertahan Saat Pandemi

×

Didampingi KPW BI Tasik, UMKM Difabel Asal Banjarsari Bertahan Saat Pandemi

Sebarkan artikel ini

KAPOL.ID –
Jemari tangan kanan Enok Kurniasih (46) tak bergerak ketika memegang produk Naza de Coco. Dari kejauhan warna kulitnya pun terlihat berbeda.

Benar saja, sebagian lengan perempuan ini terpaksa diamputasi karena kecelakaan saat mahasiswa tahun 1995 lalu. Tangan pengganti berbahan plastik yang terlihat.

Namun, ia tak menyerah pada keadaan. Meski sempat minder beraktivitas, namun tahun demi tahun ia menggeluti usaha olahan kelapa atau lebih dikenal nata de coco.

“Pertama kali saya mencoba itu seminggu dapat Rp 150 ribu tahun 2001. Sempat jatuh bangun kena tipu bandar.”

“Tapi saya tetap menggeluti usaha ini dibantu oleh suami,” ujarnya ketika ditemui di lokasi produksi di Desa Cicapar Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis, Senin (9/11/2020).

Ibu dua orang anak ini pun memberanikan diri ikut wirausaha BI tahun 2014. Setelah pegawai bank setempat memberi tahu cara mendaftar.

“Awalnya ngobrol sama suami dan agak minder, karena orang kampung dari Banjarsari. Kondisi fisik begini pula,” katanya.

Sampai akhirnya, ia mendaftarkan usaha berbahan dasar air kelapa ini dengan pengetahuan terbatas.

“Saya dididik disiplin saat itu, bahkan berkirim email walaupun saat itu gak ngerti. Waktu itu banyak pendampingan.”

“Bukan dapat modal, tapi bimbingan yang luar biasa. Mulai dari label halal, bagaimana caranya mendongkrak produksi,” ujar istri Dede Supriadi ini.

Berbekal kegigihan, ia pun berhasil meningkatkan produksi sampai 80-100 ton per bulan. Beberapa pasar pabrikan ternama juga tergarap di kota besar.

“Alhamdulillah, awal omsetnya Rp 150 per minggu sekarang bisa Rp 200 juta per bulan. Dari enam pekerja jadi 35 orang.”

“Yakin kalau kerja keras dan keras cerdas, hasil tidak ada yang tidak mungkin. Sesuatu yang tidak mungkin, bisa jadi mungkin,” ujar Nia, nama kampungnya.

Pandemi virus covid-19 sejak awal tahun ini pun, ia mampu bertahan. Meskipun permintaan tidak seramai sebelumnya.

“Saya lagi belajar masuk ke pasar online, dengan kemasan botol berbagai rasa. Belasan tahun adaptasi dari tangan kanan semenjak amputasi sampai lancar menggunakan tangan kiri.”

“Yakin bisa kalau ada kemauan,” katanya.***