KAPOL.ID –
Seorang siswa SMAN 1 Kota Tasikmalaya yang terpapar covid-19, tidak bisa dipastikan terpapar varian omicron.
Pasalnya jika terpapar varian tersebut membutuhkan WGS-nya (Whole Genome Sequencing).
Demikian dikatakan, Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Tasikmalaya, dr Asep Hendra, Selasa (8/2/2022).
“Kita saja belum menerima hasil dari Labkesda Jabar. Mungkin maksudnya suspect kali, belum bisa dipastikan apakah omicron atau bukan,” jelasnya.
Adapun pelajar yang terkonfirmasi positif covid-19 di sekolah tersebut, kata dia, merupakan hasil uji sampel di
UPTD Laboratorium Kesehatan Dinkes Kota Tasikmalaya.
Sampai saat ini, jelas dia, untuk memastikan varian omicron atau bukan baru di Labkesda Jabar.
“Untuk memastikan varian Alpa, Deta, Gama atau Omicron Labkesda kita tidak punya alatnya.”
“Kemarin kita Rakor dengan Presiden RI Jokowi dan Gubernur Jabar Ridwan Kamil juga Kota Tasik tidak ada omicron,” ucapnya.
Terpisah, Kepala SMAN 1 Tasikmalaya Drs H Anda Sujana kukuh menyebutkan salah satu siswanya terindikasi terpapar varian omicron.
“Kita hentikan sementara pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) karena salah satu pelajar terindikasi terpapar varian omicron.”
Secara kebetulan juga tanggal 29 Januari 2022, ada kegiatan workshop. Siswa belajar daring dan tidak ada tatap muka.
Ia mengakui Dinkes juga tidak menyebutkan varian apa, hanya saja positif covid-19 saja.
“Dari Puskesmas Sambongpari informasinya tidak menyebutkan varian omicron atau apa. Hanya terindikasi saja positif Covid.”
“Maklum yang berkembang kini di gelombang 3 oleh Menteri Marves kan omciron saja,” jelasnya.
PTMT sendiri, kata dia, berhenti sementara sejak Senin (7/2/2022). Karena siswanya diketahui positif Covid-19 pada Jumat (4/2/2022).
“Sejak tanggal 29 Januari siswa itu tak masuk sekolah. Kemungkin tertular setelah yang bersangkutan pergi ke luar kota dengan orang tuanya,” jelasnya.***