Gerakan Bangga Ber-Fatayat Meriah di Gedung DPRD Kabupaten Tasik

Upaya lain untuk memperkokoh pengetahuan adalah rutin menggelar pengajian bertema agama, ekonomi, kesehatan dan hukum. Tentu identitas NU berupa kajian kitab kuning tetap menjadi yang utama.

Sementara langkah pemberdayaan ekonomi melalui program Warung Fatayat NU (Warfanu). Warung inilah yang menjadi pusat “pasar” setiap produk kader, yang setiap satu bulan sekali mesti terjajakan dalam sebuah bazar.

“Biar usahanya berkembang, kami selenggarakan pelatihan branding marketing juga. Usaha kuliner saat ini sudah ada yang berbasis digital atau penjualannya secara online,” tandas Lilik.

Khusus soal MoU, Ketua LBH Ansor Kabupaten Tasikmalaya, Asep Abdul Ropik menanggapi bahwa kerja sama tersebut bukan tanpa alasan. Ropik memandang bahwa banyak kasus yang ditangani memerlukan edukasi dan penyuluhan hukum, baik kalangan anak maupun perempuan.

“Hal ini memang menjadi keprihatinan bersama, karena sebagai kabupaten religius berbasis pesantren tetapi masih banyak kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan. Kerja sama kami juga sebetulnya sudah berjalan sangat baik dalam kegiatan pendampingan hukum dalam tindak kekerasan anak di bawah umur, bahkan sampai ke tahap penyidikan,” ujar Ropik.