KAPOL.ID –
Pemerintah Kota Tasikmalaya mulai pikirkan dan mengkaji pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk memutus mata rantai penularan covid-19.
Sejumlah kriteria harus terpenuhi dan mendapatkan rekomendasi dari Kementerian Kesehatan RI. Tak hanya melihat peningkatan kasus terkonfirmasi positif.
“Harus ada kajian terlebih dahulu, dan ada kriteria yang harus terpenuhi untuk mendapat rekomendasi dari Kemenkes,” kata Wakil Wali Kota Tasikmalaya, H. M. Yusuf seusai menerima bantuan dari Hiswanamigas Priangan Timur, Senin (20/4/2020).
Ia mengatakan, per hari Senin ini total kumulatif pasien positif masih tetap 27 orang. Dinas Kesehatan terus melakukan rapid test untuk memetakan jumlah serta sebaran kasus.
“Paling banyak di Kecamatan Tawang dan Cihideung. Belum ada istilah zona merah, makanya kita terus mengimbau masyarakat mematuhi apa yang disarankan pemerintah,” katanya.
Saat ini ruang isolasi yang tersebar di empat rumah sakit nyaris penuh. Jika kasus terus bertambah, dikhawatirkan tidak dapat tertangani dengan baik.
“Salah satu indikator PSBB itu kan ada transmisi lokal, meski hari ini Dinkes juga masih menganalisa dan melacak orang yang kontak erat dengan pasien positif,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Hiswanamigas Priangan Timur menyerahkan bantuan masker medis dan cairan disinfektan kepada Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Tasikmalaya.
Sekaligus memastikan stok gas LPG dan BBM menghadapi bulan ramadan dan lebaran. Serta analisa kebutuhan pasar yang cenderung berlebih.
“Alhamdulillah penjelasan dari Hiswanamigas tadi stok BBM dan gas LPG aman. Bahkan menghadapi ramadan dan lebaran cenderung berlebih,” katanya.
Ketua Hiswanamigas Priangan Timur, Sigit Wahyu Nandika menegaskan jika ada pemberitaan kelangkaan dipastikan hoaks. Karena dari penambahan pasokan jika dibandingkan kebutuhan relatif berlebih.
“Di Kota Tasik saja kebutuhan 25 ribu tabung perhari sudah tercukupi. Ini ada tambahan fakultatif tiga hari dengan jumlah yang sama hingga jelang puasa,” katanya. ***