SUMEDANG, (KAPOL).- Bukan hanya isu ada dugaan suap saja dalam rotasi mutasi kepala SD dan SMP di Kab. Sumedang.
Namun, terendus kabar jika mulusnya rotasi mutasi ditenggarai karena adanya dugaan kedekatan, keakraban dan kekerabatan (nepotisme) kepsek dengan orang Disdik.
“Sesuai komitmen awal, kepsek yang menjelang pensiun pun tetap akan ikuti rotasi dan mutasi. Namun, aneh ternyata ada yang menjelang pensiun beberapa bulan lagi tak dipindahkan. Itu jadi pertanyaan,” kata salah seorang kepsek yang minta ditutup identitasnya kepada wartawan, Rabu 11 Desember 2019.
Persoalan rotasi mutasi kepsek yang jelang pensiun pun, kata dia, diduga memainkan uang dengan oknum.
“Jika faktanya seperti itu, untuk apa ada penilaian kerja kepala sekolah (PKKS)?. Diberlakukannya PKKS, sebagai upaya penjaringan potensi kepsek,” kata dia.
Jika bagus penilaiannya, maka dipastikan akan ditempatkan di sekolah yang bagus.
Tapi, hasil penilaian tersebut Ia anggap realisasinya tidak fair alias tak sesuai fakta.
“Masih ada yang hasil PKKS bagus tapi justru ditempatkan di sekolah yang kurang bagus juga sebaliknya,” kata dia.
Diharapkan Disdik terbuka dan yang paling aneh, ternyata draft pemetaan rotasi mutasi kepsek yang tahu hanya orang Disdik dan PGRI.
“Heran, kenapa pengawas tak dilibatkan dan jangan sampai potensi yang fakta terkalahkan oleh kedekatan dan keakraban dengan orang Disdik,” ujarnya seraya mempersilahkan awak media ikut kroscek.
Menanggapi itu, Kadisdik Sumedang Agus Wahidin membantah soal adanya dugaan-dugaan tersebut, ketika dikonfirmasi sejumlah wartawan.
Dikatakan dia, jika memang itu benar ada, mohon agar ditangkap dan seret oknum itu ke hadapannya.
“Seret, baik itu si pemberi dan yang menerimanya dan akan saya bina,” kata Agus.
Ia mengaku, tidak mengetahui adanya oknum yang bermain pada promosi dan mutasi kepsek.
Ia menegaskan, clear dan clean dalam masalah tersebut dan tidak menampik jika implementasi kebijakan itu ada yang puas dan tidak.
“Sebelum pelantikan kepsek dilaksanakan, untuk menentukan nominatifnya, sudah dilakukan melalui sidang terbuka,” ujarnya.
Dalam sidang itu, kata dia, dihadiri bupati, sekda para pengawas dan Dewan Pendidikan Kab.Sumedang.
“Satu persatu data nominatifnya kami bedah. Dan cukup sulit bagi kami, untuk mengambil keputusan,” kata dia.
Karena itu saya tidak menampik ada yang merasa puas dan tidak pasca pelantikan Kepsek dilaksanakan,” ujarnya.
Sebelumnya, bupati telah meminta untuk membina oknum pejabat Disdik dan kepsek yang nakal agar dibina.
Dikatakan, itu untuk menghindari stigma, jika apampun di Disdik dan sekolah bisa jadi uang.
Menurutnya, dalam kepemimpinan Dony-Erwan harus jadi pembeda. Sesuai petunjuk pimpinan, Agus pun akan membina oknum pejabat Disdik yang nakal. (KP-2)***
Support KAPOL with subscribe, like, share and comment
Youtube : https://www.youtube.com/c/kapoltv
Portal Web : https://kapol.tv/
Facebook : https://www.facebook.com/kabar.pol
Twiter : https://twitter.com/kapoltv
Instagram : https://www.instagram.com/kapol_id
Portal Inside : https://kapol.id/