PENDIDIKAN

Komite SMAN 2 Kota Cimahi: Kepada Forum Wartawan Pendidikan Jabar Tegaskan Tidak Ada Paksaan Bayar Sumbangan

×

Komite SMAN 2 Kota Cimahi: Kepada Forum Wartawan Pendidikan Jabar Tegaskan Tidak Ada Paksaan Bayar Sumbangan

Sebarkan artikel ini
Istimewa*

KAPOL.ID – Ketua dan Pengurus Komite SMAN 2 Kota Cimahi, membantah adanya pemberitaan atau narasi kewajiban orangtua siswa kelas Xl yang berjumlah sekitar 420 orang, memberikan sumbangan kepada sekolah sebesar 8 juta rupiah.

Ketua Komite SMAN 2 Cimahi, Seno Prianto menerangkan, nominal sumbangan itu muncul pada saat rapat komite orangtua siswa tahun 2022. Tetapi tidak ada bahasa wajib, tetapi bersifat sukarela. Kemudian baru baru ini, dalam chat grup WA yang dikirim oleh koordinator kelas (Korlas) yang beranggotakan orangtua siswa (ortusis), tidak ada narasi menagih sumbangan, melainkan hanya mengingatkan untuk mendukung program sekolah yang telah disepakati saat itu.

“Muncul info, kewajiban membayar sumbangan. Info itu tidak benar! Saya kira informasi itu tidak mendasar karena tidak ada bukti otentik. Saya berpesan, agar orangtua yang belum paham dapat menghubungi langsung ke sekolah untuk menanyakan langsung,” kata Seno kepada awak media yang tergabung dalam Forum Wartawan Pendidikan Jabar, di Jalan KPAD Sriwijaya IX No 45 A, Selasa (2/7/2024).

Lanjut Seno, sebagai orangtua sadar diri dengan kondisi sekolah yang perlu perbaikan dan pembenahan. Maka Komite melalui koordinator kelas (korlas) berkomunikasi untuk ikut serta membantu sekolah, secara sukarela bagi yang mampu.

“Lalu berkomunikasi dengan sekolah, apa yang bisa kami bantu selaku orangtua murid untuk meningkatkan prestasi dan mutu di SMAN 2,” imbuhnya.

Sebelumnya, pihak sekolah telah memaparkan program dan konsep yang tujuannya meningkatkan mutu dan prestasi siswa. Berdasarkan hitungan matematis munculah nominal anggaran yang dibutuhkan.

“Namun angka itu hanya itungan  bukan kewajiban orangtua untuk memenuhinya, dan tidak menjadi kewajiban,” kata Seno.

“Ada orangtua yang senang hati membantu sekolah dan ikhlas, itu tidak ada keterpaksaan dan bagi yang tidak paham dapat menanyakan ke sekolah, kita membuka komunikasi,” tandasnya.

Sementara itu, Irma Hermawati orangtua siswa juga Ketua Korlas XI MIPA X mengatakan bahwa operasional sekolah sudah diberikan oleh pemerintah melalui dana BOS dan BOPD, namun dinilai masih kurang.

“Oleh karena itu, kami sebagai orangtua siswa tergerak untuk ikut membantu sekolah, dengan berembuk untuk menyumbang seikhlasnya kepada sekolah. Dan tidak ada bahasa diwajibkan, pembicaraan itu di tahun kemarin pada saat anak kami di kelas X. Lalu tahun ini kami hanya mengingatkan program sekolah melalui chat grup WA, dan tidak ada narasi menagih sumbangan,” kata Irma.

“Mungkin sosialisasi yang kurang kepada orangtua, mungkin juga perbedaan pemahaman yang komite utarakan, jadi timbul kata kewajiban membayar, padahal sudah kami utarakan di awal, bahwa sumbangan ini bersifat sukarela tidak ada paksaan,” jelas Irma.

Lanjut irma, Ia sendiri sudah memberikan sumbangan kepada sekolah melalui komite, sejumlah yang sudah disepakati.

“Karena saya berfikir tidak rugi memberikan sumbangan, sedangkan anak kami sekolah di sini selama tahun gratis,” tegasnya.

Di tempat yang sama, Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan Uus Suhara menjelaskan, bahwa SMAN 2 Cimahi merupakan sekolah dengan berbagai preatasi dan lulusannya, saat ini sebagian telah menjadi orang sukses bahkan menjadi pejabat pemerintah.

Saat itu kata Uus, pihak sekolah memaparkan berbagai program unggulan, namun setelah dibiayai dana BOS dari pemerintah pusat dan BOPD dari Pemerintah Provinsi Jabar masih ada kekurangan. Sehingga pihak sekolah menawarkan kepada orangtua siswa mengenai program apa yang akan dilaksanakan.

Saat rapat mengenai sumbangan pihak sekolah tidak turut serta, karena kata Uus pihaknya hanya memaparkan program yang ada.

“Waktu itu kepala sekolahnya Bapak Doddy Sularto.”

“Kami tawarkan beberapa level program kepada komite, untuk meningkatkan prestasi dan mempertahankan yang ada. Kami mengapresiasi terhadap komite yang mensupport sekolah,” ucapnya.

“Tetapi kami sudah sampaikan bahwa keuangan yang kami butuhkan untuk program tadi hanya bersifat matematis tidak menjadi kewajiban peserta didik, dan komite pun memahami itu,” tegasnya. ***