KAPOL.ID – Tim Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Majalengka melakukan pemeriksaan tes polymerase chain reaction (PCR), terhadap 4 orang yang memiliki kontak erat dengan sopir bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Pemeriksaan sendiri berlangsung di Desa Sadomas Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka, Selasa (2/6/2020).
Juru Bicara (Jubir) Covid-19 Kabupaten Majalengka H Alimudin menuturkan, pemeriksaan sendiri sebenarnya diperuntukan untuk 5 orang yang memiliki kontak erat dengan pasien Covid nomor 7 Majalengka.
Mereka terdiri dari isteri, dua anaknya, saudara dan kondektur sopir.
“Kalau kondektur tidak hadir dengan alasan yang tidak jelas, padahal ia sudah kami undang. Kalau tempat tinggalnya di Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka,”ujar Ali saat dikonfirmasi via ponselnya.
Jumlah ini tentunya kemungkinan bisa bertambah jika memang hasil tracing dan tracking ditemukan fakta baru.
Tapi hasil ini masih menunggu laporan dari pihak desa setempat dan muspika di Kecamatan Rajagaluh.
“Sesuai dengan protap, kalau yang memiliki kontak erat dengan pasien positif Covid-19 itu harus menggunakan metode tes PCR. Tidak lagi tes rapid diagnostic test (RDT, supaya hasilnya cepat terdeteksi dan tidak menimbulkan polemik di kemudian hari,” ujarnya.
Menurut dia, setelah timnya melakukan pemeriksaan spesimen terhadap mereka, hasil tes PCR ini akan dibawa ke Laboratorium Covid-19 Fakultas Kedokteran Universitas Gunung Djati (Unswagati) Cirebon.
“Kalau hasilnya baru bisa diketahui sekitar 2-3 hari mendatang,”ujarnya,
Sementara, Bupati Majalengka Dr H Karna Sobahi, M.MPd dalam jumpa pers bersama para awak media, meminta agar seluruh Desa Sadomas melakukan karantina mandiri atau (lockdown).
Himbauan itu dilakukan mengingat dari hasil tracing dan tracking pasien Covid-7 Majalengka itu, pernah melakukan kontak fisik selama melakukan karantina mandiri dengan berbagai masyarakat.
“Saya meminta agar masyarakat Sadomas melakukan lockdown selama 14 hari, mengingat riwayat perjalanan sopir itu sempat berbaur dengan banyak orang seperti shalat taraweh, lebaran dan interaksi lainnya. Meski sopir sendiri secara fisik dalam keadaan baik,” kata Karna di halaman kantor Bupati Majalengka.
Alasan lain mengapa pihaknya meminta agar dilakukan lockdown lokal hawatir terjadi transmisi lokal penyebaran Covid-19 di Majalengka semakin meluas.
Jika diperlukan bantuan makanan bagi masyarakat desa setempat, pihaknya siap memberikan subsidi.
“Saya sendiri belum diketahui dari mana penularan secara pastinya, tapi besar kemungkinan akibat imported case,” ucapnya. (Azizan)***