Oleh MTaufiq
Dosen IT di PTI FKIP Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya
BATU cadas umumnya bersifat padat dan keras. Ketika batu itu bergesekan dengan sesama benda padat, misalnya besi atau batu lagi; pasti menimbulkan panas.
Pergesekan antarbenda padat secara keras atau berulang bahkan akan menimbulkan percikan api. Percikan akan menjadi besar bila bersentuhan dengan minyak atau pemicu lain yang mudah terbakar, berkobar dan membakar sekitarnya.
Di dalam manajemen organisasi, konflik internal maupun eksternal umumnya berawal dari gaya kepemimpinan batu cadas, keras dan kaku. Kepemimpinan yang susah menerima masukan ataupun kritikan.
Kepemimpinan model ini kehilangan toleransi. Kaku dalam menyikapi permasalahan. SDM-nya merasa paling benar, sehingga senantiasa berargumen dengan segala cara demi sebuah kepentingan.
Kepemimpinan batu cadas selalu mengedepankan aspek like and dislike. Memilih bagian yang dapat menopang dan menyanggah keberadaannya. Cenderung menekan atau menindas segala yang menyulitkan pencapaian tujuan.
Kepemimpinan batu cadas juga mengecilkan, menyepelekan atau meremehkan bagian yang berseberangan dengannya. Karena diri merasa paling kokoh, kuat, hebat, tangguh, unggul, suci, dan benar; aik bersifat pasif maupun dinamis, tertutup maupun terbuka.
Gaya kepemimpinan batu cadas ini bersifat keras kepala dan keras hati. Merasa yakin paling benar dalam bertindak dan cenderung mendahulukan emosi dalam bersikap.
Parahnya, pemimpin dengan tipikal batu cadas suka mencari kesalahan dari berbagai arah untuk sebuah pembenaran yang terkadang tidak relevan. Sampai suka menjustifikasi segala hal yang mapan dalam koridor kepentingan terselubung.
Laiknya batu cadas, jika dalam sebuah organisasi berisi SDM yang bersifat sama keras; maka kepemimpinan batu cadas ini lebih besar memberikan peluang untuk konflik antarsesama. Karena terjadi pergesekan di antara pemilik sifat keras kepala dan keras hati.
Adapun besar kecilnya api konflik akibat gesekan itu sangat bergantung pada debu-debu atau kerikil-kerikil yang menyelimutinya. Persisnya berupa hembusan hasad, hasud, iri dan dengki.
Batu sekeras apapun sejatinya hanya dapat terkalahkan oleh zat yang bernama air; baik secara perlahan, deras, gelombang, maupun riak saja. Ingat, batu itu tidak akan pernah hanyut oleh air yang diam, kecuali batu yang telah digulingkan ke dalam arus.
Solusi paling manjur untuk kepemimpinan tersebut adalah menggeser atau menggulingkannya hingga hanyut, terhempas atau hancur menjadi pasir. Sifat kerasnya lebur dan hilang, ibarat pasir yang berserakan.
Support KAPOL with subscribe, like, share, and comment
Youtube : https://www.youtube.com/c/kapoltv
Portal Web : https://kapol.tv/
Portal Berita : https://kapol.id/
Facebook : https://www.facebook.com/kabar.pol
Twiter : https://twitter.com/kapoltv