KAPOL.ID – Guru Besar Politik Keamanan Universitas Padjajaran Bandung, Muradi mengungkapkan, Pemilihan Presiden 2024 diperkirakan diikuti tiga pasang calon.
Namun, hal itu harus melihat hasil Pemilihan Legislatif yang berlangsung lebih dahulu.
“Yang saya lihat ada tiga pasang calon dalam konstetasi mendatang. Tapi itu juga harus melihat dinamika politik yang terjadi sebelum pilpres,” ujar Muradi. dalam diskusi media Road to Pilpres 2024: Survei, Konvensi, atau Jalan Lain? yang diselenggarakan Indonesian Politics Research and Consulting, di Jalan Merdeka, Kota Bandung, Kamis 18 November 2021
Muradi menuturkan, terdapat sosok lain diluar nama-nama yang beredar dan santer akan berkontestasi pada pilpres mendatang.
Hanya saja, saat ini nama-nama tersebut belum terlalu tampak di masyarakat.
“Salah seorang diantaranya Jenderal Andika Perkasa, kemudian dua kepala daerah di Kalimantan dan Sumatera. Hanya saat ini belum terlalu lihat, mungkin mendekati pilpres baru akan tampak,” papar Muradi.
Mengingat nama Ridwan Kamil masuk dalam bursa pencalonan presiden, diperkirakan posisi Gubernur Jawa Barat akan lowong.
Kondisi ini terjadi bila sosok yang akrab dipanggil Emil maju dalam kontestasi Pilpres 2024.
Maka itu, Pemilihan Gubernur Jabar mendatang diprediksi bakal ramai, lantaran belum ada calon kuat untuk menggantikan Ridwan Kamil. Namun, Muradi menyebut, pertarungan bakal diwarnai oleh para srikandi.
Nama Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana, mantan Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany, Nurul Arifin, hingga Atalia Praratya, masuk dalam bursa calon orang nomor satu di Tatar Pasundan.
“Kalau misal Emil maju ke nasional, yang saya lihat Pilgub Jabar akan diwarnai oleh srikandi-srikandi, seperti Desy Ratnasari, Cellica, Airin, juga Atalia,” cetus Muradi.
Sementara itu, Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat Ono Surono menyebut, pemilihan sosok yang akan maju pemilihan presiden berada di tangan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Sementara, untuk pemilihan kepala daerah melalui mekanisme penjaringan dan penyaringan dari bawah dan diputuskan oleh Ketua Umum dan DPP.
“Kalau di PDI Perjuangan sudah memiliki mekanisme tersendiri dalam memilih siapa-siapa yang akan maju dalam pilpres. Semuanya merupakan hak prerogatif Ibu Ketua Umum,” terang Ono.
Pada kesempatan sama, Asep Wahyuwijaya, anggota DPRD Jabar dari Fraksi Partai Demokrat, menekankan, hingga kini pihaknya tetap komitmen mendukung Agus Harimurti Yudhoyono untuk maju dalam pemilihan mendatang.
“Kita tetap mendukung Mas AHY untuk maju pada Pemilihan Presiden nanti. Apakah capres atau cawapres, akan dilihat dari dinamika yang ada kedepannya,” ujar Asep.***