PAGERAGEUNG, (KAPOL).- Animo masyarakat untuk menjadi kepala desa di kabupaten Tasikmalaya sangat tinggi.
Hal itu bisa dilihat dari banyaknya calon kepala desa yang siap tarung untuk berebut kursi kepala desa termasuk dari kalangan generasi muda.
Nanang Mulyana (44) warga Kampung Ambarayah, Desa Sukadana, Kecamatan Pagerageung salah satu kandidat yang memutuskan untuk ikut kontestasi pemilihan kepala desa di Desa Sukadana.
Sebagai warga, Nanang merasa terpanggil untuk bisa ikut memperbaiki kondisi desanya menjadi lebih maju lagi dan masyarakat nya bisa lebih sejahtera dari sebelumnya.
Desakan warga dari berbagai kampung di wilayah Desa Sukadana yang memintanya untuk ikut nyalon kades menjadi modal awal untuk terus melenggang ke pencalonan kepala desa.
“Dorongan dari para tokoh masyarakat yang terus meminta saya nyalon salah satu pertimbangan untuk ikut nyalon kades. Awalnya sama sekali tidak tertarik. Tapi terus diminta masyarakat akhirnya saya putuskan untuk nyalon,” kata Suami dari Titin Rosmiatin itu saat bertemu kabar Priangan Rabu (2/10/2019).
Nanang yang kesehariannya sibuk jualan kurupuk kulit itu menganggap dengan ikut nyalon kades setidaknya bisa berkontribusi bagi kemajuan desa tempat kelahirannya.
Ia yang sebelumnya bekerja di Bandung memutuskan untuk balik kampung dan mengabdikan diri untuk kepentingan masyarakat desa.
Mengingat banyak potensi desa yang bisa digali untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Di Desa Sukadana banyak masyarakat kreatif yang jika dikembangkan akan menjadi lumbung penghasilan warga.
Dimana warga Sukadana banyak yang bergelut di bidang kerajinan bata merah, krupuk kulit, kerajinan anyaman dan lainya. Bahkan ketika kerajinan pandan berjaya banyak warga Sukadana yang menggeluti usaha tersebut.
“Masyarakat Sukadana itu termasuk masyarakat yang kreatif terutama di bidang kerajinan. Banyak yang menjadi pengusaha kerupuk kulit dan kerajinan tangan lainnya. Ini potensi besar yang bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Desa Sukadana sendiri terdiri dari tiga kampung yakni Ambarayah, Cimanglid dan Cikijing.
Masyarakat kata dia banyak yang menginginkan adanya aktivitas sehari-hari di rumah sehingga ada penghasilan.
“Saat ini saja untuk pabrik kerupuk, masyarakat bisa menghasilkan antara 50 ribu tiap hari. Belum lagi kerajinan lain yang jika dikembangkan bisa menjadi sumber kehidupan masyarakat,” katanya. (KP-03)***