PENDIDIKAN

Penguatan Lima Pilar STBM, Strategi Pencegahan Sunting Tim PKM Unsil

×

Penguatan Lima Pilar STBM, Strategi Pencegahan Sunting Tim PKM Unsil

Sebarkan artikel ini
STBM
Tim PKM Unsil menggelar pengabdian lima pilar STBM dalam upaya pencegahan stunting.

KAPOL.ID — Pengentasan stunting menjadi salah satu program strategis pemerintah sejauh ini. Apalagi ada prediksi bahwa mulai 2030 Indonesia akan mendapat berkah bonus demografi.

Saking pentingnya kualitas SDM usia produktif pada waktunya nanti, Presiden Indonesia, Joko Widodo sampai menargetkan penekanan angkat stunting di bawah 14% pada 2024. Sementara di Kota Tasikmalaya, terdeteksi sebanyak 265 anak di wilayah kerja Puskesmas Sangkali mengalami stunting dengan prevalensi sebesar 11,25%.

Data tersebut tercatat juga di Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya. Berdasarkan data juga, salah satu penyebab stunting adalah sulitnya akses terhadap fasilitas sanitasi. Sehingga meningkatkan resiko infeksi melalui kontaminasi patogen pada air dan makanan.

Untuk menekan angka stunting, Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Siliwangi (PKM Unsil) menggelar kegiatan Penguatan 5 Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Kegiatan ini bagian dari kegiatan pengabdian yang berlokasi di Posyandu Cipajaran dan Selakaso.

Tim PKM ini terdiri dari Ketua, Nissa Noor Annashr; dan anggota, Andy Muharry, Neni, serta Nisa Khoerunisa. Selain dosen, ada juga mahasiswa yang terlibat, yakni Novia Utamirazaayusaputri, Anissa Permata Sari dan Nur Andriansyah.

Mengingat ada dua lokasi, penyelenggaraan PKM ini pun berlangsung dua hari. Pertama di wilayah kerja Puskesmas Sangkali, Posyandu Selakaso, Rabu (5/07/2023). Pada hari pertama peserta sebanyak 28 orang.

Sementara kegiatan hari kedua di Posyandu Cipajaran, Jumat (7/7/2023). Pada kesempatan ini peserta sebanyak 41 orang. Para peserta ini terdiri dari kader penggerak posyandu dan ibu-ibu rumah tangga.

Sebagai kegiatan pemicuan, pihak Puskesmas Sangkali mensosialisasikan Permenkes No. 3/2014 pasal 1 ayat 3; bahwa pemicuan adalah cara untuk mendorong perubahan perilaku higiene dan sanitasi oleh individu atau masyarakat atas kesadaran sendiri dengan menyentuh perasaan, pola pikir, perilaku, dan kebiasaan individu atau masyarakat.

Tenaga Sanitasi Lingkungan Puskesmas Sangkali, Eko Wahyu Saputro mengemukakan bahwa pada kegiatan pemicuan akan merangsang masyarakat untuk memiliki rasa malu dan jijik melakukan BAB sembarangan. Selain itu juga akan timbul rasa takut jika terinfeksi penyakit akibat lingkungan telah tercemar kotoran manusia.

Dalam pemicuan ini ada demonstrasi proses pencemaran air akibat membuang air besar di sungai, kolam dan sembarang tempat lainnya. Juga membuat pemetaan daerah yang sering menjadi lokasi BAB sembarangan.

“Dengan kegiatan ini harapannya semakin menyadarkan masyarakat bahwa semakin banyak daerah yang menjadi lokasi BAB sembarangan maka lingkungan semakin banyak yang tercemar oleh kotoran manusia,” terang Ketua Tim PKM Unsil, Nissa.

Selepas itu, kegiatan berlanjut pada penyuluhan stunting, faktor risiko stunting dan upaya pencegahan stunting melalui lima pilar STBM. Menurut Nissa, materi penyuluhan tersebut merupakan bekal pengetahuan bagi masyarakat agar dapat mencegah stunting.

“Lima pilar ini adalah stop buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga, pengamanan sampah rumah tangga dan pengamanan limbah cair rumah tangga,” lanjut Nissa.

Nissa menekankan bahwa lima pilar STBM sebagai garda terdepan bagi ibu-ibu dalam melindungi keluarga terhindar dari stunting. Dengan demikian pencegahan stunting berangkat dari keluarga.

Support KAPOL with subscribe, like, share, and comment

Youtube : https://www.youtube.com/c/kapoltv

Portal Web : https://kapol.tv/
Portal Berita : https://kapol.id/
Facebook : https://www.facebook.com/kabar.pol
Twiter : https://twitter.com/kapoltv