BUDAYA

Pengunjung Galeri Rasulullah SAW Masjid Raya Al Jabbar Dibatasi, Sehari 120 Orang

×

Pengunjung Galeri Rasulullah SAW Masjid Raya Al Jabbar Dibatasi, Sehari 120 Orang

Sebarkan artikel ini
Istimewa*

KAPOL.ID – Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Benny Bachtiar mengatakan, Galeri yang berbalut dengan teknologi di Masjid Raya Al Jabbar,

menceritakan sejarah peradaban Islam.

Sejarah tersebut, mulai pra kenabian, masa Islam, Islam masuk ke Indonesia hingga perkembangan Islam di Jawa Barat.

Galeri Rasulullah SAW tersebut, diresmikan pada Senin (27/3/2023).

“Galeri Rasulullah ini akan dibuka untuk umum pada Kamis (30/3/2023) mulai pukul 13.00 WIB hingga 17.00 WIB,” ucap Benny, pada acara Jabar Punya Informasi (Japri), Senin (27/3/2023) di Masjid Raya Al Jabbar

Galeri ini menjadi kebanggaan warga Jabar buah dari komitmen gubernur sebelumnya, Ahmad Heryawan, yang kemudian dilanjutkan gubernur saat ini, Ridwan Kamil.

Dikatakan, masyarakat atau jemaah yang hendak masuk ke galeri tersebut nantinya harus mendaftar atau memesan tiket melalui aplikasi Sapa Warga.

“Saat ini masih gratis, tapi kemungkinan sebulan atau dua bulan ke depan sudah ada keputusan berapa harga tiket masuknya,” kata dia.

Pihaknya membatasi pengunjung per harinya itu sebanyak 120 orang dengan dibagi dalam enam sesi.

Benny mengatakan, galeri tidak akan buka setiap hari, namun pada Senin dan Selasa ditutup untuk kepentingan pemeliharaan, mengingat galeri ini menggunakan dan memanfaatkan teknologi terkini.

“Pemeliharaan galeri ini nanti dari hasil tarif tiket yang insyaallah tak memberatkan pengunjung dan mudah-mudahan tiketnya di bawah Rp 100 ribu,” ujarnya.

Menurut Kurator Galeri Rasulullah SAW Masjid Raya Al Jabbar dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung Ija Suntana, keterangan bahasa, tata letak, diorama sangat detail dibuat oleh pengada (Sembilan Matahari) hingga kata per kata begitu diperhatikan.

“Dalam proses pembuatannya, para pekerja (Sembilan Matahari) ini bolak-balik berkonsultasi bahkan hingga tengah malam saking ingin presisi baik itu dalam tata letak maupun terjemahan dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia,” jelas Ija,

Menurut Ija, setiap langkah pengerjaan selalu dikonsultasikan agar tidak terjadi kesalahan dalam penerapannya.

“Luar biasa ini, menerjemahkan sejarah peradaban Islam dari zaman Rasulullah hingga ke Jawa Barat dengan teknologi informasi bukan hal yang mudah,” ujarnya. ***