Oleh Ade Siti Malahayati Ratnasih, S.Si
Kader Fatayat NU Kota Tasikmalaya
Kelimpahan cacing tanah pada suatu lahan di pengaruhi oleh ketersediaan bahan organik, keasaman tanah, kelembaban tanah, suhu, atau temperatur. Cacing tanah akan berkembang dengan baik apabila faktor lingkungan tersebut sesuai dengan kebutuhannya. Keseimbangan lingkungan akan rusak dan berantakan bila cacing tanah sampai mengalami kepunahan, apalagi bila itu akibat ulah manusia. Maka dari itu cacing di gunakan untuk bioindikator tanah.
Adanya vegetasi diperkirakan mempengaruhi kondisi fisik tanah, dan pada akhirnya mempengaruhi keberadaan dari cacing tahan tersebut.
Populasi dekomposer merupakan salah satu faktor yang menentukan tingkat kesuburan tanah. Salah satu dekomposer utama yang berperan dalam menentukan kesuburan tanah adalah cacing tanah. Cacing tanah termasuk invertebrata, phylum Annelida, ordo Oligochaeta. Cacing tanah tersebut memakan sisa tanaman yang membusuk dan menghasilkan sisa pencernaan (feses) yang merupakan sumber bahan organik tanah.
Dekomposer adalah makhluk hidup yang berfungsi untuk menguraikan makhluk hidup yang telah mati. Sehingga materi yang diuraikan dapat diserap oleh tumbuhan yang hidup di sekitar daerah tersebut. Beberapa jenis cacing tanah antara lain: Pheretima, Periony dan Lumbricus. Ketiga jenis cacing tanah ini menyukai bahan organik yang berasal dari pupuk kandang dan sisa-sisa tumbuhan. Cacing memiliki banyak kegunaan antara lain: membantu menghancurkan bahan organik yang dapat mempengaruhi kesuburan suatu tanah, bahan pakan ternak, bahan baku obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan penyakit.
Jenis tanah dapat mempengaruhi jenis dekomposer yang berperan dalam pertumbuhan tanaman. Tanah adalah lingkungan hidup bagi berbagai organisme, termasuk bakteri, fungi, dan invertebrata tanah. Perannya bertanggung jawab untuk menguraikan sisa-sisa organik, seperti daun yang gugur atau bahan organik lainnya, menjadi bahan yang dapat digunakan oleh tanaman sebagai nutrisi.
Jenis dekomposer
Berikut ini adalah beberapa cara di mana jenis tanah dapat mempengaruhi jenis dekomposer. Pertama, kandungan bahan organik. Tanah yang kaya akan bahan organik cenderung menarik dekomposer yang berbeda dibandingkan dengan tanah yang miskin bahan organik. Tanah yang kaya akan bahan organik biasanya menawarkan lebih banyak sumber daya dan nutrisi yang dapat mendukung populasi yang lebih beragam dan melimpah.
Kedua, kandungan mineral. Beberapa dekomposer lebih disukai tanah yang kaya akan mineral tertentu, seperti fosfat atau besi. Oleh karena itu, komposisi mineral dalam tanah dapat mempengaruhi keberagaman dan kelimpahannya.
Ketiga, pH tanah. Yaitu tingkat keasaman atau kebasaan, juga berperan penting dalam menentukan jenis dekomposer yang berperan dalam tanah. Ada pula yang menyukai tanah dengan pH asam, sementara yang lain lebih disukai tanah dengan pH netral atau basa. Perubahan pH tanah dapat mempengaruhi keberagaman dan aktivitas dekomposer.
Keempat, kondisi fisik tanah. Struktur dan tekstur tanah juga dapat mempengaruhi jenis dekomposer yang dominan. Tanah yang berbutir halus dan menggumpal cenderung menyediakan kondisi mikroba yang berbeda dibandingkan dengan tanah yang berbutir kasar. Ketersediaan air, drainase, dan porositas tanah juga dapat mempengaruhi keberagaman dan aktivitasnya.
Dalam keseluruhan, jenis tanah dapat memberikan lingkungan yang berbeda untuk dekomposer dan, oleh karena itu, mempengaruhi komunitas dekomposer yang ada di dalamnya. Interaksi antara dekomposer dan tanah sangat penting dalam siklus nutrisi tanaman dan dapat berdampak pada pertumbuhan dan kesehatan tanaman tersebut.***