Karena itulah Armyn berharap dengan adanya pelatihan tersebut dapat membangkitkan semangat wirausaha dalam jiwa anak-anak muda dan para peserta pelatihannya. Usahanya bisa berangkat dari kelas yang kecil, lalu tumbuh menjadi pengusaha menengah dan besar.
“Rasulullah dan para sahabat dulu membangkitkan semangat kewirausahaan. Bahkan pada saat melakukan pembebasan, Rasulullah ditopang oleh saudagar. Begitu juga dengan Muhammadiyah pada awal berdirinya hingga tahun 1970-an, berkembang berkat para saudagar,” lanjut Armyn.
Dari sisi kebangsaan, menumbuhkan jiwa kewirausahaan juga sama pentingnya. Lantaran kesenjangan sosial sudah sangat luar biasa. Rasio perekonomian Indonesia begitu timpang, di mana ada satu persen warga Indonesia yang menguasai 50 persen lahan atau kekayaan Indonesia.
Adapun kepentingan bagi negara, lanjut Armyn; jika semakin banyak pengusaha, maka akan semakin banyak juga yang membayar pajak. Sejauh ini, pembayar pajak di Indonesia masih sangat terbatas, karena secara pendapatan dan tingkatan ekonominya juga keterbatasan.
“Maka pada ujungnya, dengan semakin banyak orang membayar pajak, pembangunan nasional juga akan semakin baik. Begitupun dengan Muhammadiyah, butuh kekuatan lain sebagai penopang gerakan dakwahnya; yaitu kekuatan saudagar,” tambahnya.
Program Jangka Panjang
Armyn juga menyadari bahwa untuk tumbuh menjadi wirausahawan tidak cukup berhenti sampai pelatihan. Karena itu, pihaknya akan sekaligun membina bagaimana menyusun proposal bisnis. Kemudian mencarikan skema kerja sama dengan bank, terutama BSI.
