KAPOL.ID –
Pesona Kampung Kolecer Cisayong Kabupaten Tasikmalaya tak ada habisnya. Pengunjung datang silih berganti berkunjung ke destinasi wisata berusia dua bulan tersebut.
Cukup setengah jam perjalanan dari pusat Kota Tasikmalaya, spot instagramable tersebut relatif terjangkau dengan isi kantong.
Lokasinya tak jauh dari Kantor Desa Cisayong, lalu pengunjung berjalan kaki untuk melihat ratusan kolecer (kincir angin) di hamparan persawahan.
“Spirit awalnya itu dari festival kolecer Cisayong. Dari 39 RT, masing-masing wajib bikin 10 diantaranya, lima yang unik dan sisanya yang biasa,” kata Sekdes Cisayong, Dedi Edod, Minggu (6/9/2020).
Melihat respon yang begitu luar biasa dari luar daerah, lanjut dia, festival berlanjut atas inisiasi warga.
Dengan sendirinya muncul rencana menuju kampung wisata dengan suguhan keramahan warga, dan suasana persawahan dari ketinggian.
“Pemdes hanya memfasilitasi saja, sekarang muncul juga potensi agrowisata dari hasil pertanian organik.”
“Kulinernya juga sebisa mungkin makanan tradisional, mulai dari karedok, lotek dan bajigur kolecer. Kalau yang lain-lain kan di minimarket juga ada,” katanya.
Kasubag pada Dinas Pemerintah Desa Kabupaten Tasikmalaya, Aten mengatakan inisiasi warga bersama Pemdes Cisayong merupakan hal luar biasa.
Sebagai rintisan desa wisata, masyarakat mulai sadar berbagai hal mulai dari potensi wisata alam, agrobisnis, kuliner hingga religi sekalipun.
“Kebetulan ke sini ternyata sudah mulai dirancang dan dibahas ke arah sana. Bahkan ada potensi wisata religi makam Bah Raki atau Mastadipura turunan kerajaan Bone dari Bugis,” ucapnya.
Kopi Kolecer
Selain menikmati pemandangan, tak ada salahnya juga mencicipi kopi kolecer. Minuman kopi tubruk dikombinasikan dengan susu segar punya khas dengan bahan asli Tasikmalaya.
“Tapi tanpa ampas, karena disaring dahulu. Kopi jenis arabica atau robusta selain kopi kolecer semuanya asli lokal Tasik.”
“Kopi-kopi tersebut dari petani di dataran Galunggung serta Leuwisari,” kata pengelola Kopi Kolecer, Fathuzaman. ***