KAPOL.ID—Hujan deras masih sering mengguyur wiyahan Tasikmalaya. Beberapa waktu lalu bahkan sampai terjadi hujan es, berbarengan dengan angin puting beliung. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi fenomena yang sama masih akan berlangsung hingga April. Alasannya adalah masa pancaroba.
Karena itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. Bukan hanya terhadap potensi cuaca ekstrem, melainkan juga terhadap dampaknya.
Menurut Guswanto, fenomena hujan es termasuk fenomena cuaca ekstrem dalam skala lokal. Butiran es berjatuhan dari awan dalam waktu beberapa menit.
“Fenomena hujan es dapat terjadi karena dipicu oleh adanya pola konvektivitas di atmosfer dalam skala lokal-regional yang signifikan,” terang Guswanti di Jakarta, seperti suara.com mengutifnya, Selasa (22/2/2022).
Persisnya, hujan es terbentuk dari sistem awan konvektif jenis Cumulonimbus (Cb). Umumnya Cb memiliki dimensi menjulang tinggi, sebagai pertanda adanya labilitas udara yang signifikan dalam sistem awan tersebut.
Labilitas awan kemudian membentuk butiran es berukuran cukup besar. Kemudian kuatnya aliran udara menjatuhkan butiran es tersebut ke dasar awan (downdraft), lalu menerobos awan sebelum jatuh ke bumi.
“Kecepatan downdraft dari awan Cb yang signifikan dapat mengakibatkan butiran es yang keluar dari awan tidak mencair secara cepat di udara. Bahkan ketika sampai jatuh ke permukaan bumi pun masih dalam berbentuk butiran es, kita kenal dengan fenomena hujan es,” Guswanto menandaskan.
Support KAPOL with subscribe, like, share, and comment
Youtube : https://www.youtube.com/c/kapoltv
Portal Web : https://kapol.tv/
Portal Berita : https://kapol.id/
Facebook : https://www.facebook.com/kabar.pol
Twiter : https://twitter.com/kapoltv
Instagram : https://www.instagram.com/kapol_id
