KAPOL.ID –
Prospek profesi advokat menjanjikan. Karena banyak setiap personal ataupun lembaga membutuhkan pendampingan hukum.
Di Tasikmalaya juga banyak program studi hukum di perguruan tinggi, yang menandakan profesi ini banyak diminati calon sarjana hukum.
“PKPA (Pendidikan Khusus Profesi Advokat) ini kan salah satu syarat penting untuk menjadi advokat sesuai UU nomor 18/2003.”
“Kenapa harus pendidikan. Karena harus dibekali dahulu dan menjalankan kode etik profesi,” ucap Hayun Shobri SH MH, Korwil Ikadin dan Peradi Jawa Barat.
Ia mengapresiasi kekompakan dan kebersamaan organisasi di Tasikmalaya. Aktivitas, antusias dan semangatnya luar biasa serta terus berkelanjutan.
“Di Tasik, aktif organisasinya. Pusat bantuan hukum ada, lalu bersinergi juga dengan pemerintah,” ucapnya seusai Malam Inagurasi PKPA Gelombang 2 di Kamandara Resto, Sabtu (29/10/2022) malam.
Ketua DPC Ikadin Tasikmalaya, Jeni Tugistan SH, MH mengatakan, calon advokat harus patuh pada kode etik.
Pihaknya bertekad meningkatkan integritas moral dan profesionalisme advokat.
“Ikadin senantiasa akan menjadikan advokat pejuang, agar keadilan bisa dijalankan tanpa kecuali. Sehingga dapat meminimalisasi praktek mafia peradilan,” katanya.
Sekretaris Pelaksana PKPA, Ecep Nurjamal SH, MH mengatakan, PKPA gelombang 2 tahun 2022 ini terdapat 20 calon advokat.
“PKPA ini sudah berlangsung lima angkatan sampai gelombang 2 tahun ini,” ucap Ecep yang juga Bendahara Peradi Tasikmalaya.
Ia berharap, sesuai tujuan PKPA dapat melahirkan advokat berwibawa, jujur, handal dan profesional serta berguna bagi masyarakat.
“Sesuai amanat undang-undang, PKPA juga menggandeng perguruan tinggi, kali ini Institut Agama Islam Tasikmalaya (IAIT).”
“Kedepan, perguruan tinggi lain juga akan bekerjasama dalam pelaksanaan PKPA,” kata Ecep yang juga Ketua Prodi Hukum Tata Negara IAIT.***
