GARUT, (KAPOL).- Jangan anti terhadap khilafah, karena itu bagian dari sejarah Islam. Kelompok HTI hanya menggunakan khilafah sebagai bungkus, tapi isinya diganti dengan muatan politik dan kekuasaan.
Demikian dikatakan Tokoh Nahdlatul Ulama Garut, KH. Aceng Hilman pada Diskusi publik “Pancasila dan Khilafah” di Hotel Kampung Sumber Alam Garut, Sabtu (14/12/2019).
“Pancasila merupakan kesepakatan ulama, sehingga Pancasila dan Khilafah adalah satu garis lurus yang tak bisa dipertentangkan. Jika HTI atau ISIS mengembangkan khilafah dengan konsep saat ini, maka itu keluar dari jalur Khilafah Ala minhajin nubuwwah. Karena Rasul tak pernah mengajarkan membunuh sesama manusia,” katanya.
Tokoh Budaya sekaligus mantan Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol (Purn.) H Anton Charliyan mengatakan, munculnya gerakan seperti ISIS dan HTI yang cenderung mendukung gerakan terorisme dan radikalisme mengatas namakan agama menjadi ancaman bagi bangsa kita.
“Indonesia yang plural, multikultur dan agamis sangat rentan dengan ancaman ini, karena bisa memecah bangsa (ingay devise et impera),” katanya.
Sementara itu Peneliti Senior LIPI yang juga Pengurus Pusat Muhammadiyah Najib Burhani menyampaikan, sebagian kelompok dalam Islam meyakini Khilafah adalah sistem yang dimandatkan oleh Tuhan. Karenanya bisa mempersatukan umat Islam dan menjadi solusi terhadap seluruh persoalan umat manusia.
“Sayangnya konsep Khilafah saat ini dikooptasi oleh pemahaman monolitik Hizbut Tahrir dan kelompok teroris Islamic State (IS) di Suriah” ujarnya.
Menurut Mubaligh Ahmadiyah, Mln. Hafizurrahman Danang mengatakan, konsep khilafah berbeda dengan yang dianut Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) maupun Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
“Tujuannya [Allah memberikan khalifah] dalam ayat itu [ada] dua: memberikan keteguhan dalam beragama Islam dan memberikan keamanan dalam menghadapi berbagai ancaman yang menimbulkan ketakutan,” kata Danang.
Oleh karena itu, dia berpendapat, kedatangan khalifah ke dunia adalah untuk memberikan suasana damai kepada umat, dan bukan sebaliknya, menebar rasa takut hingga bencana peperangan atau pembunuhan. (KAPOL)***