KAPOL.ID – Kualitas sembako program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang diterima Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Desa Sukaslamet Kecamatan Kroya Kabupaten Indramayu, dipersoalkan.
Bahkan, beredar kabar terkait adanya dugaan jumlah sembako yang yang diterima para pemanfaatnya tak sesuai ketentuan dan menjadi sorotan publik.
Pantauan, Keluarga Penerima Manfaat (KPM) disana pun kelimpungan, karena tempat pencairan melalui E-Warong ada di luar wilayah Desa Sukaslamet.
Sejumlah KPM Desa Sukaslamet mengaku disana cukup banyak penyalur sembako BPNT.
Bahkan, sebagian warga menduga realisasi program tersebut menjadi ajang bisnis yang tak sehat.
“Diduga, ada ketidak patuhan pihak terkait pada peraturan pemerintah. Sudah jelas, ada mekanisme yang mengatur realisasi sembako BPNT,” kata beberapa pemanfaat yang tak berkenan disebutkan identitasnya Selasa (18/8).
Menurut mereka, jumlah KPM BPNT Desa Sukaslamet seluruhnya sebanyak 1.194.
Berto, pengelola E-Warong yang mengelola realisasi BPNT warga Desa Sukaslamet mengatakan, jumlah KPM yang dia kelola terkadang ada 250 hingga 500.
Berto membenarkan jika penyalur sembako program BPNT itu cukup banyak.
Pendamping PKH Desa Sukaslamet, Jayadi membantah jika penyaluran sembako BPNT menjadi ajang bisnis.
“Kita menyesuaikan keinginan para penerima manfaat. Jika pemanfaat ada yang menginginkan ikan atau daging, kita arahkan ke agen yang menyediakan kebutuhan itu,” ujarnya.
Ia mengaku hanya menjalankan amanah dan niat membantu masyarakat khususnya KPM.
Sementara, awak media kesulitan menghubungi beberapa penyalur sembako program BPNT di Desa Sukaslamet. (Rastim Ken Aji/Gani Wardhana)***