KAPOL. ID- Para orang tua siswa di SMP Negeri 1 Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya mengharapkan bisa segera digelar sekolah tatap muka. Namun keinginan tersebut masih belum bisa terwujud, karena sekolah masih dilakukan secara daring atau online.
Kepala SMP Negeri 1 Rajapolah, Drs H Ade Dasmana MSi mengatakan Rajapolah tidak termasuk wilayah yang bisa menggelar tatap muka. Pihak sekolah tetap menunggu arahan dari pihak gugus tugas COVID-19 Kabupaten Tasikmalaya.
“Memang para orang tua sudah menginginkan belajar tatap muka segara dibuka. Tetapi kita di sekolah belum bisa mengabulkan keinginan orang tua, karena harus mematuhi arahan dari pemerintah daerah dalam hal ini gugus tugas COVID-19, ” Katanya.
Hanya saja, kata dia para siswa yang ingin berkonsultasi dengan para guru dipersilahkan untuk datang ke sekolah. Dengan catatan tidak berkerumun dan selalu mematuhi protokol kesehatan juga selalu berdoa agar dijauhkan dari berbagai penyakit. Dan tentunya memakai pakaian yang rapi tidak harus memakai seragam sekolah.
“Guru semua hadir di sekolah. Semuanya memberikan pembelajaran secara daring. Dan memberikan arahan serta pembinaan kepada para siswa yang konsultasi datang ke sekolah,” kata Ade Dasmana lagi.
Diakunnya, SMP Negeri 1 Rajapolah merasa bersyukur karena tidak ditemukan hal yang mengganggu dan tidak ditemukan adanya kasus positif Covid-19. Hanya saja hasil verifikasi epidemiologi dan gugus tugas Kabupaten Tasikmalaya belum membolehkan adanya sekolah tatap muka.
Selama proses belajar daring, di SMP Negeri 1 Rajapolah tidak ditemukan adanya kendala. Dari 1049 siswa sebanyak 90 persen lebih Anak memiliki hape atau gawai untuk belajar. Sistem pembelajaran pun disederhanakan. Anak cukup dengan mengerjakan tugas yang diberikan guru untuk penilaian di sekolah.
“Untuk saat ini sistem pembelajaran disederhanakan tidak ada ujian sekolah tidak ada ujian nasional. Siswa mengisi portofolio dan mengerjakan tugas yang diberikan guru saja,” katanya.
Namun demikian belajar dengan sistem daring memiliki tiga kendala yakni sumberdaya manusia, sarana dan prasarana juga dana untuk kebutuhan membeli kuota internet.
“Ini komponen penting secara keseluruhan karena ada anak yang tidak punya dawai ada yang punya dawai, tetapi tidak ada pulsa, dan ada juga yang belum mahir menggunakan dawai. Jadi SDM juga menunjang, ” Katanya. ***