“Sebelas Hari Istimewa” Membawa Diri Berasa di Eropa

KAPOL.ID – Buku berjudul Sebelas Hari Istimewa karya Ratna Ayu Budhiarti merupakan puisi-puisi perjalanannya di Eropa.

Memotret peristiwa sehingga abadi untuk berbicara dengan dimensi yang berbeda. Serta dilengkapi dengan foto-foto yang syarat makna.

“Mampu membawa imajinasi kita ke kota-kota yang ada di Eropa. Penulis mampu menghadirkan secara nyata walaupun kita hanya membaca,” kata Uyung Nuha, saat menjadi Pembedah Buku Sebelas Hari Istimewa, dalam acara 10 Tahun Beranda 57, Rabu (5/2/2020) lalu, di salah satu cafe yang berada di Kota Tasikmalaya.

Menurutnya, buku puisi tersebut adalah sahabat perjalanan dari ingatan masa kanak-kanak yang bisa menuntun imajinasi menelusuri kota-kota Eropa.

“Pengalaman yang penulis muat dalam puisinya bisa dikelola dengan baik meskipun beberapa puisi hampir keluar dari gagasan utamanya. Tapi tetap bisa kita nikmati dengan rasa bahagia,” ujar perempuan kelahiran Cirebon itu.

Ratna Ayu Budhiarti, penulis buku Sebelas Hari Istimewa. Dia mengungkapkan, buku berjumlah 129 halaman tersebut tidak serta-merta lahir. Banyak proses yang dilalui.

“Selama perjalanan proses menulis terus dilakukan. Selalu membawa notebook atau handphone. Menyempatkan waktu untuk menulis walaupun dalam keadaan sibuk,” ujarnya.

Dia menceritakan, sejak kecil memiliki mimpi untukbmengunjungi kota-kota di Eropa. Berkeinginan melihat keindahan di negara tersebut.

“Mimpi sekecil apapun sejak dulu pasti bisa terwujud suatu saat. Peka terhadap sekitar. Sehingga dari satu kota saja bisa dapat beberapa judul puisi,” terang perempuan kelahiran Cianjur itu.

Di Eropa, lanjut dia, tidak sepenuhnya seperti dibayangan. Tidak sedikit kota diluar dugaan. Bahkan tampak semrawut dibanding negara Indonesia.

“Seenak apapun yang dibayangkan ketika berada di negara orang, tetap lebih nyaman di negara sendiri. Walaupun banyak juga yang bisa kita contoh,” tegasnya.***