KABAR TNI

Ukur Kemampuan Perwira Siswa Dikreg ke-49, Sesko TNI Gelar Seminar, Hadapi Dinamika Geopolitik

×

Ukur Kemampuan Perwira Siswa Dikreg ke-49, Sesko TNI Gelar Seminar, Hadapi Dinamika Geopolitik

Sebarkan artikel ini
Foto Istimewa

KAPOL.ID – Komandan Sesko TNI Marsekal Madya TNI Diyah Yudanardi, membuka kegiatan Seminar Akhir Pasis Dikreg XLIX Sesko TNI TA 2022, di Gedung Serasan Sesko TNI Rabu, (20/7/2022).

Kegiatan tersebut, mengambil tema “Pembangunan Kekuatan dan Kemampuan Kogabwilhan dalam Menghadapi Dinamika Geopolitik Kawasan Indo- Pasifik”, dengan slogan Kogabwilhan Kuat Indonesia Jaya.

Terpantau, acara diselenggarakan secara tatap muka terbatas dan virtual.

“Tujuan seminar ini untuk mengukur kemampuan Perwira Siswa Dikreg ke-49 Sesko TNI TA 2022. Juga, dalam mencari ide, gagasan serta pemecahan masalah yang dituangkan dalam bentuk naskah ilmiah,” kata Dansesko TNI.

Selanjutnya, untuk dipaparkan dalam wadah forum ilmiah, diskusi serta argumentasi sistematis.

“Kami mengajak seluruh peserta untuk dapat bersama-sama merumuskan dan menyumbangkan buah pikiran terbaiknya. Itu, guna memberikan rekomendasi usulan, sasaran dalam mengoptimalkan pembangunan kekuatan dan kemampuan kogabwilhan menghadapi dinamika geopolitik di kawasan Indo-Pasifik,” katanya.

Diharapkan dapat menghasilkan gagasan komprehensif bagi kepentingan bangsa dan negara.

Juga, guna mengoptimalkan pembangunan kekuatan dan kemampuan Kogabwilhan dalam menghadapi dinamika Geopolitik di kawasan Indo-Pasifik.

Pengamat Militer ,Dr. Connie Rahakundini Bakrie, M.Si mengungkapkan.Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) sangat penting untuk menghadapi ancaman.

Sehingga, TNI mampu mendiploise semua kekuatannya, baik penangkalan pemulihan atau apapun itu untuk ancaman yang ada.

Dikatakan, ancaman tersebut sudah sangat baik di gambarkan.

Terutama Indopacific, itu sangat seksi untuk dunia kali ini.

“Tadi saya sampaikan, perang Rusia-Ukraina akan mendorong perang digeser ke kawasan kita. Karena itu Kogabwilhan menjadi sangat penting,” ucap Dr. Connie.

Ia menuturkan, Konsep Kogabwilhan dirinya berbeda dengan para Pasis yakni 3 Kogabwilhan.

“Karena kita memiliki konsep Lifement Movement, yaitu bagaimana politik luar negeri kita bebas aktif, dalam hal ini Kogabwilhan harus dibagi 4, karena kawan atau musuh di kawasan kita, terkait dengan Coalition of the willing, Amerika, Autralia dan kawan- kawan dan sisanya itu sudah dibagi demikian sederhana,” ujarnya.

Sehingga, Indonesia dengan luas wilayahnya, Kogabwilhan harus dibagi 4, maka dari semua pembangunan kekuatannya, personilnya, excercisenya, doktrinnya, insfrastrukturnya, logistiknya, organisasi modelnya, semua akan mengikuti.

“Bagaimana kita menyeimbangkan itu tadi, antara perseteruan, koalisi dan Coalition of the willing,” ujarnya.

Disinggung ancaman nyata, isteri mantan Pangkostrad Djaja Suparman ini mengatakan, sudah pasti Papua ya, isu Papua itu bahaya.

“Kalau dilihat dalam faktor KKB, karena ini sudah mau medirikan negara merdeka, jadi namanya itu harus diganti total, tidak bisa lagi menjadi Kriminal Bersenjata, apapun terkait saparatisme, itu masuk kedalam terorisme, karena memisahkan dari kesatuan negara Indonesia, itu menurut saya yang paling penting,’ ucap wanita kelahiran Bandung, Jawa Barat, 3 November 1964,” ucapnya.

Tak hanya itu, Connie mengatakan, isu Papua terus diangkat didunia luar, sehingga ancaman berikutnya yang faktual yakni laut Cina Selatan akan terwujud, ini akan dijadikan eskalasi perang oleh negara Coalition of the willing, kemudian Taiwan.

“Dan Papua, kita jangan tenang tenang, yang harus kita sadari betul, Eropa nggak mau perang lama-lama, mereka akan menarik diri dengan terhormat, dan jangan sampai kita ini terbawa bawa, kemudian ikut dalam konstalasi Asia Pasific kemudian kita nggak punya kemampuan,” ujar Connie.

Kogabwilhan harus betul-betul diaktifkan, namun hal itu tak akan terjadi jika doktrin TNI yang utamanya tadi menjadi outlook looking tidak dibikin.

“Karena semua ancaman sekarang ini adalah kapal selam dan kapal induk nuklir,” tuturnya.

Hadir dalam seminar Laksamana TNI Yudo Margono (Keynotespeaker), Mayjen TNI Dr. rer, Pol, Rodon Pedrason MA (Dirjen Strahan), Ketua Komisi I DPR-RI Moses Caesar Assa M.Sc, para pakar, dosen, Danjen Kopassus, Pangdam III/Slw, Pangdam Sriwijaya, Pangdam IV/Diponegoro, Pangdam V/Brawijaya dan Pangdam Iskandar Muda serta pejabat militer dan Pasis Dikreg ke 49. ***