PENDIDIKAN

Wamen Dikdasmen RI Datang ke Tasik, Bicara Terkait UN Hingga Kurikulum Merdeka Belajar

×

Wamen Dikdasmen RI Datang ke Tasik, Bicara Terkait UN Hingga Kurikulum Merdeka Belajar

Sebarkan artikel ini
Wamen Dikdasmen RI, Prof Atip Latipulhayat (baju putih tengah) saat berkunjung ke SMPN 4 Kota Tasikmalaya, Jumat (1/11/2024).*

KAPOL.ID –
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamen Dikdasmen) RI, Prof. Atip Latipulhayat berkunjung ke sekolahnya dahulu, SMPN 4 Kota Tasikmalaya, Jumat (1/11/2024).

Ia banyak berbincang banyak terkait Ujian Nasional (UN), peningkatan kesejahteraan hingga penerapan Kurikulum Merdeka Belajar dengan para guru.

“Saya melihat perkembangan yang luar biasa yah dibandingkan dengan 40 tahun lalu. Dan ini menunjukan bahwa kualitas pendidikan kita bertambah terus berubah.”

“Meski demikian, kita harus meningkatkan kualitas gurunya, pembelajarannya agar mencapai kesetaraan dengan negara negara yang sudah maju,” ujarnya kepada wartawan.

Ia menuturkan, pemerintah di era Presiden RI Prabowo sangat menekankan sekali soal pendidikan.

Ada beberapa hal yang harus direalisiasikan, antara lain soal kualitas pembelajaran terkait dengan sains. Kemudian literasi, juga sekolah-sekolah unggul dan kesejahteraan guru.

“Terkait UN, sedang kita kaji. Jadi kita akan evaluasi, setiap sistem kan memiliki kesesuaian dengan zamannya. Ada tuntutan-tuntan perubahan, nah kita kaji, mana yang lebih sesuai.”

“Itu kan sebetulnya metode, bukan tujuan daripada UN atau pun yang lainnya. Kalau ternyata kemudian untuk mencapai ini harus diperbaiki, maka harus diperbaiki,” jelasnya.

Pada prinsipnya, lanjut Atip, yang baik tetap berlangsung, juga akan selalu mencari yang baru yang lebih baik.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, Nanang Suhara mengatakan, guru banyak berdiskusi dengan Wamen Dikdasmen yang juga orang Tasikmalaya ini.

Mulai dari keluhan-keluhan kepala sekolah, guru, kurikulum merdeka belajar hingga kesejahteraan guru.

“Pak Wamen sangat terbuka sekali menerima masukan-masukan untuk perbaikan di dunia pendidikan. Dari kesejahteraan hingga kurikulum merdeka belajar.”

“Yang jelas pak wamen bukan berarti ingin merubah, ganti menteri ganti kurikulum, tidak seperti itu. Intinya memperbaiki yang belum baik dan meneruskan yang sudah baik,” katanya.***