KANAL

Hasto: Komitmen Presiden Cukup Bagus dalam Penanganan Stunting

×

Hasto: Komitmen Presiden Cukup Bagus dalam Penanganan Stunting

Sebarkan artikel ini
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Hasto Wardoyo

KAPOL.ID – Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama.

Sehingga, mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

Pemerintah terus melakukan upaya penurunan angka stunting di Indonesia.

“Ada lima pilar yang dibangun dalam penanganan stunting di Tanah Air saat ini,” kata
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Hasto Wardoyo di kawasan Arcamanik, Kota Bandung, Selasa (27/9/2022).

Pertama adalah komitmen. Komitmen Presiden, Wakil Presiden, pemerintah daerah, lembaga dan instansi terkait sudah cukup bagus dalam penanganan masalah stunting ini.

Kemudian, diutarakan Hasto, mengedukasi masyarakat tentang stunting secara masif agar pencegahan bisa dilakukan sejak dini.

Namun begitu, dia menekankan, pelatihan terhadap kader-kader terus dilakukan agar pencegahan stunting ditengah masyarakat tetap berjalan.

“Lalu konvergensi pencegahan stunting, yaitu program-program kementerian atau lembaga yang beririsan dengan stunting bisa dikuatkan. Seperti PKH (Program Keluarga Harapan), kalau bisa diberikan kepada keluarga yang berisiko stunting,” ucapnya.

Selanjutnya adalah ketahanan pangan. Dirinya berharap, tidak ada daerah atau wilayah yang kekurangan pangan.

Pasalnya, penyebab seseorang terkena stunting adalah kurangnya asupan gizi ke dalam tubuh.

“Seperti hari ini, bagaimana menguatkan produk lokal Jawa Barat bisa menjadi pengganti produk-produk asing, yang kemudian bisa menjadi bagian kemandirian pangan tapi memiliki gizi seimbang,” urai mantan Bupati Kulon Progo.

Terakhir adalah pendataan. Hal ini penting dilakukan agar program pencegahan stunting dari pemerintah bisa berjalan dengan baik.

Maka itu, pihaknya meminta agar tim pendamping di lapangan melakukan pendataan secara valid.

“2021 kemarin angka prevalensinya 24,4 persen. Mudah-mudahan di akhir tahun ini bisa berada di angka 21,4 persen,” sebut Hasto.

Hasto mengutarakan, dalam pencegahan stunting ini diperlukan peran serta masyarakat tak terkecuali partai politik.

Dirinya pun mengapresiasi apa yang dilakukan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Jawa Barat yang dipimpin Ono Surono untuk turut serta dalam menangani persoalan stunting.

Diketahui, PDI Perjuangan Jabar akan menggelar Lomba Inovasi Menu Berbasis Pangan Lokal Makanan Non Beras sebagai sumber karbohidrat dan protein (lauk pauk) dan makanan bayi dibawah dua tahun. Hal ini karena pencegahan stunting pada 1.000 hari pertama kehidupan.

“Ini bagus sekali. Dan ini merupakan implementasi ideologi, bahwa kita harus berdikari dalam bidang ekonomi termasuk pangan, hingga ke pemenuhan gizi yang cukup untuk masyarakat,” ujarnya.***