KAPOL.ID – Jajaran pengurus DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Majalengka menyodorkan 9 poin konsep esensial bagi calon Kepala Daerah yang ingin memimpin Majalengka ke arah yang lebih baik.
Ide atau gagasan itu dicetuskan oleh Ketua DPC PKB Majalengka Kombes Pol (Purn) Dr. H. Juhana Zulfan, MM.
Menurut Ketua Umum Komunikasi Alumni Babakan (Makom Albab), ada 9 point penting yang perlu difahami dan dijadikan pertimbangkan bagi Calon Pemimpin Daerah Majalengka.
Pertama, harus mampu mendesain visi, misi, tujuan dan strategi yang konperhenshif untuk minimal jangka pendek 5 tahunan.
“Dalam kerangka Ini perlu diterapkan analisis SWOT untuk menentukan perencanaan program yang tepat sasaran sesuai sekala prioritas, “kata alumni Pondok Pesantren Kebon Jambu Al-Islamy Babakan Ciwaringin Cirebon ini.
Kedua, lanjut dia, harus cerdas menangkap peluang terutama dalam mengelola Bandara Internasional Kertajati, itu membutuhkan penanganan yang cermat dan tepat untuk menarik para investor agar bandara terbesar kedua di Indonesia ini kehadirannya dapat memberi kontribusi peningkatan PAD dan maslahat bagi masyarakat Majalengka pada khususnya.
“Poin ketiga, calon kepala daerah itu harus mampu merespon munculnya perusahaan2 di daerah ini,” ujarnya.
Dan, perlu merumuskan secara konprehenship penataan kawasan industri tersebut dengan mempertimbangkan melalui amdal lalin (analisah mengenai dampak lingkungan dan lalu lintas), dan dalam penataan kawasan harus berimbang secara proporsional.
Disamping itu, perlu membuat payung hukum yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, seperti perlindungan bagi tenaga kerja lokal, pendidikan keterampilan, pengelolaan dana CSR secara transparan, pengelolaan limbah industri untuk peningkatan peran usaha koperasi dan UKM, dan lain-lain.
“Keempat, peningkatan sektor wisata yang belum terkelola dengan baik, serta sektor-sektor lainnya seperti: pendidikan, kesehatan, budaya dan olahraga,” jelasnya.
Selanjutnya poin kelima, sambung dia, perlu adanya antisipasi dan solusi terhadap beragam tantangan yang terjadi di masa kini dan masa depan.
Langkah antisipatif ini diperlukan untuk menghadapi tantangan yang rumit, contohnya ketidakstabilan harga komoditas pertanian, peternakan, perikanan, kesulitan pupuk, pelambatan ekonomi maupun tingkat pengangguran yang tinggi.
“Poin lainnya keenam, calon bupati harus berjiwa visioner dan situasional. Pemimpin visioner itu jelas akan memberi arah tujuan kedepan. Sedangkan kepemimpin situasional berjiwa demokratis, bekersama dengan seluruh stake holder dan unsur -unsur masyarakat, sehingga dalam pembangunan dpt dilaksanakan kebersamaan dan dapat mengasilkan solusi-solusi atas masalah yang terjadi,” ujar Juhana saat menjadi pemateri dalam kegiatan temu alumni Himpunan Mahasiswa Majalengka (Himmaka) Cirebon di salah satu rumah makan.
Tak hanya itu, berikutnya poin ketujuh, calon pemimpin harus memiliki rekam jejak yang bagus.
Di antaranya yang harus dikuliti itu terkait identitas pribadinya, kredibilitas, latar belakang pendidikan, pengalaman, dan prestasi.
“Yang kedelapan; calon pemimpim harus memiliki komitmen moral yang kuat, karena kepala daerah adalah figur yang menjadi suri taladan masyarakat Majalengka.
“Nah, Kesembilan dan ini menjadi poin kunci dalam membangun Majalengka yaitu harus bertekad untuk meningkatkan kepatuhan hukum, bebas dari praktek KKN yang tidak dapat dipertanggungjawabkan,” tutupnya.
Melalui 9 poin yang kami sodorkan itu, kata Juhana, calon bupati diharapkan proses pemilihan calon bupati, itu dapat menghasilkan pemimpin yang mampu membawa Majalengka mencapai kemajuan dan kesejahteraan lahir bathin yang dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat secara merata. Semoga Bermanfaat. ***