TASIKMALAYA, (KAPOL).- Sejumlah ibu-ibu di Kota Tasikmalaya resah dengan kejadian penculikan anak usia 5 tahun yang santer dalam beberapa pekan ini.
Para ibu-ibu tersebut mulai khawatir dengan banyaknya informasi yang beredar pelaku penculikan anak itu kerap beraksi di sejumlah sekolah di Kota Tasikmalaya sebelum akhirnya ditangkap.
AI (28) warga Bojong Kaum, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya itu beberapa kali kepergok saat menjalankan aksinya melakukan percobaan penculikan.
Selain pelaku berani masuk ruang kelas salah satu sekolah, pelaku juga kerap melakukan pelecehan terhadap anak yang menjadi sasarannya.
Untuk mengincar anak-anak, pelaku sengaja menjual mainan dan aksesoris anak-anak.
Sehingga anak-anak tidak curiga niat jahat pelaku, saat mereka jajan ataupun membeli mainan kepada pelaku.
“Beredarnya informasi di media sosial dan perbincangan kalangan ibu, bahwa pelaku sudah lama melakukan aksinya. Pelaku sengaja mendatangi sekolah-sekolah dengan menyamar sebagai pedagang mainan dan aksesoris anak,” kata Nuril (35) salah satu ibu yang tengah menunggu anaknya di salahbsatu sekolah di Kota Tasikmalaya, Kamis (10/10/2019).
Bahkan komplotan pelaku penculikan tersebut, kata dia, sudah terorganisir dan sudah menyebar di Kota Tasikmalaya.
Itu sudah menjadi perbincangan sehari-hari saat di sekolah maupun di lingkungan rumah juga di media sosial.
“Kami sebagai orang tua sangat resah dengan adanya kejadian penculikan itu, ditambah banyak beredar informasi pelaku kerap melakukan pelecehan terhadap anak-anak. Selain itu, pelaku juga berkomplot,” katanya.
Sementara ditempat terpisah Wali Kota Tasikmalaya H. Budi Budiman mengaku prihatin dengan kejadian penculikan yang terjadi di Kota Tasikmalaya belum lama ini. Ia meyebutkan, orang tua harus lebih berhati-hati dalam menjaga anaknya terlebih anak usia 5 sampai 10 tahun yang rentan dengan aksi tidak bertanggung jawab.
Diharapakan, lanjut Budi, orang tua bisa lebih memberikan perhatian. Sebab anak-anak dalam usia segitu, terkadang mereka keluar rumah maupun keluar dari lingkungan sekilah tanpa diketahui.
Karena itu, diupayakan harus terus diawasi. Termasuk juga guru dan petugas di sekolah. Karena ada saja orang yang berniat jahat, bisa berujung kriminal.
“Anak dalam usia sekolah taman kanak-kanak bahkan anak usia sekolah dasar cenderung bersifat polos. Sehingga ketika ada orang tak dikenal mengajak pergi, anak dengan mudah akan mengikuti. Sebab dalam usia yang masih belia, anak-anak belum paham tindakan yang dilakukannya,” katanya.
Namun berkaca dari kejadian itu, kata Budi, hal tersebut harus menjadi pelajaran bagi semua.
Ia bersyukur anak yang telah diculik tersebut bisa cepat ditemukan dalam kondisi selamat. (KP-07)***