TASIKMALAYA,(KAPOL).- Ada cerita tersendiri bagi warga Kampung Awilega Kelurahan Gunung Gede Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya. Setelah rumah di RT 02/08 yang digerebek Badan Narkotika Nasional tadi petang, justru sudah diintai selama seminggu terakhir.
“Warga kira juga pelaku culik. Ternyata yang kemarin mondar-mandir ada di sini semua saat penggerebekan,” ujar salah seorang warga setempat yang enggan disebut namanya, Selasa (27/11/2019) malam.
Pengintai, kata dia, menggunakan kendaraan roda empat. Terkadang muncul di pagi, siang atau bahkan malam hari. “Sempat juga sarapan bubur di sana, lalu pergi lagi. Kayak warga biasa saja tidak menggunakan seragam,” katanya.
Pemilik rumah yang berada di seberang Pabrik Sumpit, H. Oding Rohendi (66) mengatakan, aktifitas pabrik juga terlihat selayaknya pabrik. Para pekerja datang pada pukul 08.00 pagi dan bubar pada pukul 16.00. “Mungkin pegawainya ada sekitar 20 org, kalau produksi sumpit sih kelihatan karena di tempat terbuka,” katanya.
“Cuma ada ruangan khusus yang tidak boleh dimasuki pekerja sekalipun. Saya kurang tahu persis kalau di situ aktifitasnya apa. Hanya saja memang rumah yang dijadikan pabrik itu disewa orang Buntu (Jawa Tengah) selama lika tahun,” ujarnya menambahkan.
Ketika rekan media hendak mengkonfirmasi Kepala BNN Kota Tasikmalaya, Tuteng Budiman tidak banyak bicara. Hanya menyampaikan besok pukul 09.00 akan ada keterangan resmi atas penggerebekan tersebut. Warga pun berdatangan untuk melihat dari dekat meski telah dipasangi garis polisi.
Sebelumnya diberitakan, Sebuah rumah di pinggir jalan Syekh Abdul Muhyi tepatnya di Kampung Awilega Kelurahan Gunung Gede, Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya, digerebek oleh Badan Narkotika Nasional (BNN), Selasa (26/11/2019). Rumah yang dikenal warga sekitar sebagai pabrik sumpit diduga memproduksi narkoba. (KP-11)***