KAPOL.ID – Isu dan sosialisasi kampus yang ramah lingkungan sudah berjalan sejak periode 2007 -2009 oleh Kemenristek Ditjen Pendidikan Tinggi (Dikti) yang selanjutnya dijalankan oleh masing-masing kampus baik sekolah tinggi, universitas atau institut secara mandiri di Indonesia.
Sekolah Tinggi Manajemen Logistis Indonesia (STIMLOG) yang berdiri pada 22 Juli 2013, sejak diterbitkan Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan dan Kebudaayaan RI No. 275/E/O/2013 dalam perjalanan akademisnya, mengambil bagian menciptakan green campus untuk menjadikan kampus STIMLOG yang ramah lingkungan dan nyaman bagi mahasiswanya.
Seperti yang digelar oleh LPPM STIMLOG dengan membuka workshop kegiatan TOSS STIMLOG Green Campus dengan tema “Membangun Kesadaran Mahasiswa Mahasiswi Menuju Green Kampus”.
Workshop yang digelar digedung Melati, ruang 202-203 pada Selasa (7/1/2020) dihadiri oleh mahasiswa prodi Logistik dan prodi Transportasi berjumlah 150 orang dengan nara sumber Ketua TOSS (Tempat Pengelolahan Sampah Setempat), Yodi Nurdiansyah, S.T.,M.T. dan Ketua LPPM STIMLOG, Hartati Mediyanti Pakpahan, S.T., M.T.
Workshop itu merupakan cikal bakal salah satu program Pengabdian Kepada Masyarakat unggulan STIMLOG sehingga dibutuhkan partisipasi mahasiswa dan seluruh civitas akademik STIMLOG.
Seperti yang disampaikan Yudi, Ketua TOSS bahwa dengan dibentuknya Tim TOSS dan partisipasi mahasiswa dan civitas akademik STIMLOG dibutuhkan pergerakan dan aksi dalam tahap awalnya dengan cara memproduksi sampah organik untuk dijadikan produk ecobrick sebagai pengganti batu batu salah satunya.
Produk ecobrick yang berasal dari sampah plastik nantinya akan dipress sedemikian rupa hingga menjadi batu bata yang ramah lingkungan.
“Dengan mengumpulkan sampah plastik dilingkungan kampus yang nantinya akan diproses menjadi produk ecobrick pengganti batu bata yang ramah lingkungan, merupakan salah satu upaya menjadikan STIMLOG menjadi green campus,”papar Yudi.
“Kegiatan TOSS merupakan salah satu program unggulan untuk Pengabdian Kepada Masyarakat, sehingga nantinya proses pembuatan ecobrich dapat dikenalkan kepada lingkungan kampus, atau desa binaan saat mahasiswa melakukan Pengabdian ke Masyarakat,”ujar Yodi.
Bahkan Ketua LPPM STIMLOG, Hartati sangat mendukung dengan kegiatan TOSS, dalam paparannya menyampaikan bahwa apabila ada ide atau sesuatu yang bersifat kreatifitas dalam kegiatan TOSS bisa diajukan dalam bentuk proposal, sehingga nantinya LPPM akan memberi dana dalam proses penelitiannya.
“Ide masukan kreativtas mahasiswa dan civitas akademik dalam mendukung terlaksananya Green Campus dapat dijadikan media untuk Pengabdian Kepada Masyarakat dan khususnya mahasiswa dapat melakukan pada lingkungan sekitarnya,”kata Hartati.
“Adapun bila dalam proses penciptaan ide kreatif dalam mengelolah sampah atau membuat program yang ramah lingkungan tersebut membutuhkan dana dalam penelitian dapat diajukan melalui proposal kepada LPPM STIMLOG, agar dapat diteliti terlebih dahulu,”ujar Hartati.
Kegiatan workshop TOSS dapat respon positif dan antusias mahasiswa dan civitas akademik STIMLOG yang mengikutinya, banyak masukan dan ide-ide kreatif yang disampaikan untuk bisa menjadikan STIMLOG sebagai Green Campus. Diantaranya dengan menyediakan tong sampah dengan berbagai jenis sampah organik dan an-organik disekitar kampus, penggunaan alat tulis kantor yang hemat kertas, hingga usulan didirikannya Bank Sampah di kampus.
“Tahap awal dengan menciptakan produk ecobrick yang nantinya juga akan bekerjasama dengan pihak lain sebagai wadah pemasarannya, sehingga produk ecobrick tersebut dapat menggerakkan ekonomi,”jelas Yodi.
“Ke depan, apa yang diharapkan oleh mahasiswa secara bertahap akan direalisasikan. Namun akan menjadi prioritas bila kegiatan tersebut mempunyai koneksitas dengan Pengabdian Kepada Masyarakat. Intinya, dengan membangun kesadaran mahasiswa bila membuang sampah pada tempatnya dan mau melakukan aksi mengelola sampah tersebut yang sudah disediakan oleh Tim TOSS,” ujar Yodi.***