KAPOL.ID – Dalam ajang Pemilihan Duta Baca Provinsi Jawa Barat 2024 yang digelar pada 5 Desember 2024, Asep Rifki Maulana Malik, seorang instruktur dari PP IPNU dan Departemen Kaderisasi PW IPNU Jawa Barat, berhasil meraih gelar Cendikia Putra.
Prestasi ini menjadi sorotan karena tidak hanya menunjukkan keunggulan individu, tetapi juga mencerminkan upaya kolektif dalam membangun kesadaran literasi di kalangan generasi muda.
Asep, mewakili Kabupaten Pangandaran, menekankan bahwa kompetisi ini lebih dari sekadar ajang pencarian duta; ini adalah platform untuk menyebarkan nilai literasi dan mendorong perubahan positif di masyarakat.
Dalam wawancara, ia menjelaskan bahwa pemilihan Duta Baca dimulai dari berbagai tahap seleksi yang ketat, termasuk seleksi administrasi dari 28 Oktober hingga 10 November 2024 dan penetapan finalis pada 13 November 2024.
Selama masa karantina yang berlangsung dari 3 hingga 5 Desember, Asep dan para finalis lainnya mengikuti serangkaian kegiatan, seperti wawancara tertutup, presentasi program inovasi, dan dinamika kelompok. Kegiatan ini tidak hanya menguji kemampuan mereka, tetapi juga memperkuat jaringan antar peserta, yang saling berbagi ide dan pengalaman.
Tema acara, “Pionir Literasi Penggerak Perubahan untuk Jawa Barat”, menjadi landasan bagi para finalis untuk menunjukkan komitmen mereka dalam memajukan literasi.
Asep mengungkapkan, “Saya merasa bangga bisa menjadi bagian dari inisiatif ini. Kemenangan ini bukan hanya untuk saya, tetapi untuk semua peserta yang berkomitmen untuk memajukan literasi di Jawa Barat.”
Dalam pandangannya, prestasi yang diraih bukanlah akhir, melainkan awal dari tugas mulia sebagai Duta Baca. Ia berharap semua Duta Baca, termasuk 54 perwakilan dari kabupaten/kota di Jawa Barat, dapat berkolaborasi untuk menginspirasi masyarakat dan menciptakan gerakan literasi yang berkelanjutan.
Asep Rifki Maulana Malik kini menjadi simbol harapan bagi generasi muda dan diharapkan dapat memotivasi lebih banyak orang untuk melibatkan diri dalam dunia literasi.
Dengan semangat dan tekadnya, Asep menunjukkan bahwa langkah kecil dalam dunia literasi dapat memicu perubahan besar di masyarakat.***